Keren! Profesor Profesor ITB Asal Matang Mampu Mengubah Tanah Menjadi Logam dalam Waktu 2 Menit
SuaraGarut.id - Profesor Zulfiadi Zulhan dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan reaktor plasma hidrogen yang bisa mengubah tanah menjadi logam dan nikel.
Dalam sebuah video reel Instagram yang dilihat Line1.News, Minggu, 3 November 2024, terlihat Profesor Zulfiadi memandu mahasiswa Teknik Metalurgi ITB melakukan percobaan reaktor plasma hidrogren di Laboratorium Priometalurgi.
Disebutkan juga dalam video yang diunggah di akun @santoism tersebut, reaktor plasma hidrogen itu merupakan yang pertama di Indonesia. Reaktor tersebut dibuat Profesor Zulfiadi dan tim, dirakit di Bandung.
Dalam tayangan video, terlihat Profesor Zulfiadi meletakkan sekeping tanah ke dalam reaktor plasma hidrogen. Lalu, setelah dihitung waktunya, hanya 1 menit 45 detik, tanah tadi berubah menjadi logam. “Kurang dari dua menit udah jadi logam,” ujar Profesor Zulfiadi sambil memperlihatkan bongkahan kecil logam hasil eksperimen tersebut.
“Sebenarnya kita sudah melihat logam terbentuk setelah lima detik,” imbuhnya seraya menambahkan bahwa sebelumnya percobaan tersebut bisa lama hingga berjam-jam.
Menurut keterangan di unggahan itu, hal ini bisa terjadi karena gas hidrogen berubah jadi plasma, mereduksi hampir semua oksida menjadi logam. Selain itu, reaktor plasma hidrogen bereaksi sangat cepat karena suhu bisa mencapai puluhan ribu derajat. Di tata surya, plasma hidrogen ini berada di permukaan matahari.
Teknologi plasma hidrogen tersebut dapat digunakan untuk memproduksi hampir semua logam dari bijih oksida atau mineral secara langsung, dalam waktu singkat, dan melalui rute yang lebih sederhana. “Percobaan masih skala lab, butuh dukungan dan kerjasama lintas disiplin untuk mewujudkan ke skala demo dan komersial.”
Sekilas Profesor Zulfiadi
Informasi yang diperoleh Line1.News, Zulfiadi Zulhan berasal dari Matang Glumpang Dua, Bireuen. Zulhan sendiri singkatan dari Zulkifli Hanafiah, almarhum ayahnya, pengusaha percetakan ‘Florida’ di Matang.
Dilihat di akun Linkedin-nya, Zulfiadi meraih gelar Bachelor of Science (B.Sc) di ITB dengan pada September 1996 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,12. Lalu pada Januari 2000 ia memperoleh gelar Master of Science (M.Sc) juga di ITB dengan IPK 3,94 dan meraih predikat cumlaude. Selanjutnya Program Profesi Insinyur (PSPPI) ITB dengan IPK 4,00.
Terakhir pada Juni 2006, Zulfiadi meraih gelar Doktor der Ingenieurwissenschaften (Dr.-Ing) bidang ferrous metalurgi dari RWTH Aachen, salah satu universitas teknik terkemuka di Jerman, dengan IPK ‘auszeichnung’ atau summa cumlaude.
Zulfiadi menjadi dosen sejak 1998. Namun, ia juga pernah bekerja paruh waktu di beberapa perusahaan seperti PT Krakatau Steel (Indonesia), Benxi Iron & Steel Group (China), RH Plant Hot Commissioning (China), DETEM Plant Hot Commissioning (Dubai), PT Antam Tbk (Indonesia). Dan sejak September 2023 hingga saat ini, ia menjadi profesor penuh bidang Priometalurgi di ITB.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.