BPBD Garut Perpanjang Status Tanggap Darurat akibat Deretan Bencana Hidrometeorologi
SuaraGarut.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut resmi memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan. Keputusan ini diambil menyusul masih berlangsungnya berbagai bencana hidrometeorologi dan belum rampungnya penanganan dampak di sejumlah wilayah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh, menjelaskan bahwa perpanjangan status dilakukan karena bencana baru kembali terjadi ketika masa tanggap darurat sebelumnya hampir berakhir.
"Perpanjangan terjadi karena pada saat kita hari ke-26 (masa tanggap darurat) ternyata terjadi bencana, terutama hari Sabtu (6/12) ya terjadi bencana," katanya, Senin.
Pemerintah Kabupaten Garut sebelumnya menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari sejak 11 November 2025, kemudian diperpanjang hingga 8 Desember 2025. Namun, proses perbaikan infrastruktur terdampak masih belum selesai, sementara kejadian longsor, banjir, dan tanah bergerak kembali terjadi di wilayah selatan Garut.
Salah satu dampak signifikan adalah kerusakan empat jembatan di Kecamatan Bungbulang.
"Ada empat jembatan yang putus di Bungbulang, terus ada pergeseran tanah," ungkap Aah.
Ia menegaskan bahwa perpanjangan status tanggap darurat diperlukan agar penanganan bencana bisa dipercepat, terutama dalam pemulihan akses vital seperti jembatan dan jalan bagi masyarakat yang sempat terisolasi.
"Di sana ada warga yang terisolasi, malahan ada angkutan umum yang tidak bisa keluar dari sana karena putus jembatan," katanya.
Dengan kondisi cuaca yang masih memasuki musim penghujan, potensi bencana hidrometeorologi diperkirakan tetap tinggi. Karena itu, BPBD bersama berbagai instansi dan relawan telah disiagakan untuk merespons cepat setiap kejadian.
"Kita saat ini sudah siap siaga untuk menanggulangi bencana, memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak," ujarnya.
Berdasarkan catatan BPBD Garut hingga 8 Desember 2025, terdapat 567 kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Garut. Mayoritas berupa tanah longsor sebanyak 286 kejadian, disusul banjir, cuaca ekstrem, dan bencana lainnya yang tersebar di berbagai kecamatan.***
Sumber Antara
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.