Beranda Empat Warga Garut Berhasil Dievakuasi dari Area Bencana Aceh dan Sumatra

Empat Warga Garut Berhasil Dievakuasi dari Area Bencana Aceh dan Sumatra

Oleh, Redaksi
1 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Empat warga Garut yang terjebak bencana di Aceh dan Sumatra akhirnya berhasil dipulangkan ke kampung halaman/SG

SuaraGarut.id – Empat warga Kabupaten Garut yang sebelumnya terjebak di wilayah terdampak bencana di Aceh dan Sumatra akhirnya berhasil dipulangkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Mereka berasal dari Desa Neglasari Kecamatan Pakenjeng, Desa Cintadamai Kecamatan Sukaresmi, serta Desa Sirnagalih Kecamatan Cisurupan.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Garut, Aji Sekarmaji, menjelaskan bahwa proses pemulangan ini merupakan instruksi langsung dari Bupati Garut. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen memulangkan seluruh warga Garut yang berada di lokasi bencana.

"Jadi tadi pak bupati kesini menyampaikan bahwa Kabupaten Garut akan memulangkan saudara-saudara kita yang ada di lokasi bencana Aceh dan Sumatra Utara, untuk Sumatra Barat kita belum menerima data," ujar Aji, Jumat (5/12).

Hingga saat ini, tercatat 110 warga Garut berada di wilayah bencana dan seluruhnya dalam kondisi selamat. Dari jumlah tersebut, 40 orang berhasil dihubungi dan menyatakan keinginan untuk kembali ke Garut.

"Ada 14 orang yang masih terisolasi, tapi alhamdulillah bisa berkomunikasi. Jadi kami terus berkomunikasi dengan warga masyarakat yang ada di lokasi bencana, ini tugas pimpinan dan menjamin warga Garut harus bisa pulang ketemu dengan keluarganya," jelas Aji.

Pemkab Garut juga telah menyiapkan fasilitas pemulangan, mulai dari tiket perjalanan hingga penjemputan di bandara.

"Kenapa hanya 40 orang yang bisa diajak komunikasi? Karena yang 40 orang itu yang sudah mendekati titik aman, sisanya itu masih terisolasi. Jadi hari ini ada empat orang yang pulang," tambahnya.

Sementara itu, Fahmi (21), warga Desa Cintadamai Kecamatan Sukaresmi, menceritakan upaya panjang yang ia tempuh untuk bisa pulang. Ia mengaku berjalan kaki selama lima hari dari Takengon, Aceh menuju Lhokseumawe untuk mencari bantuan.

"Terus disana kami ke Polsek untuk minta bantuan ke bapak-bapak yang ada disana terus koordinasi dengan yang ada di Garut," ungkapnya.

Fahmi menggambarkan kondisi Aceh saat itu sangat mencekam.

"Kondisinya sampai sekarang listrik belum nyala, akses jalan juga belum normal," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa hujan terjadi tanpa henti selama satu minggu penuh.

"Siang malam hujan, full seminggu. Waktu bencana kami lagi tidur malam soalnya hujan tidak berhenti-henti. Kami disana kerja di konveksi baru sebulan," pungkasnya.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.