Beranda Fatayat NU Garut Gelar Harlah ke-75: Perkuat Konsolidasi, Kemandirian, dan Gerakan Literasi Perempuan Melalui Launching Buku

Fatayat NU Garut Gelar Harlah ke-75: Perkuat Konsolidasi, Kemandirian, dan Gerakan Literasi Perempuan Melalui Launching Buku

Oleh, Redaksi
2 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Harlah Fatayat NU ke-75 dilakukan syukuran dan launching buku “Suara Perempuan: Perempuan, Perjuangan, dan Perubahan”

SuaraGarut.id — Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Garut menggelar acara bertajuk "Organisasi Digdaya, Perempuan Berdaya dan Berkarya". Kegiatan yang berlangsung khidmat dan semarak ini digelar di Aula PCNU Kabupaten Garut pada hari Selasa, 13 Mei 2025. 

Acara ini dihadiri oleh para pengurus Fatayat NU dari berbagai Pimpinan Anak Cabang (PAC), tokoh NU setempat, serta jajaran pimpinan Fatayat NU, dan PCNU Kabupaten Garut dengan kurang lebih 400 peserta. 

Dalam sambutannya, Ketua Fatayat NU Garut, Ai Sadidah, menyampaikan rasa bahagianya atas terselenggaranya kegiatan ini yang digagas langsung oleh para ketua PAC di berbagai kecamatan.

“Kegiatan ini lahir dari kerinduan akan silaturahmi dan kebersamaan. Dalam forum seperti ini, banyak hal bisa kita bangun bersama, salah satunya konsolidasi gerakan perempuan di akar rumput untuk menghadapi persoalan-persoalan nyata yang dihadapi perempuan,” tutur Ai Sadidah.

Ia menyoroti pentingnya solidaritas perempuan dalam memperjuangkan hak dan keadilan, terutama dalam menghadapi persoalan kekerasan terhadap perempuan yang masih banyak terjadi.

“Sudah saatnya gaung women support women benar-benar menjadi ruh perjuangan Fatayat. Namun, tentu tanpa membenarkan perbuatan yang mencoreng martabat perempuan itu sendiri. Mari kita saling mendukung dan merangkul satu sama lain, demi digdayanya perjuangan kaum perempuan,” tegasnya.

Sementara itu, mewakili Pengurus PCNU Kabupaten Garut, Dr. KH. Hilman Umar Basori menekankan besarnya potensi Fatayat NU dalam memberdayakan umat. Ia mengapresiasi semangat kader Fatayat yang aktif dan mampu menggerakkan kegiatan di berbagai tingkatan.

“Fatayat adalah organisasi yang sangat strategis. Namun, tantangan ke depan adalah bagaimana kegiatan yang masif ini juga dibarengi dengan upaya penguatan kemandirian umat, salah satunya melalui gerakan infaq rutin. Dengan begitu, NU di Garut bisa terus bergerak dan berdiri secara mandiri, tanpa ketergantungan pada pihak eksternal, apalagi pada pemerintah,” jelasnya.

Acara Harlah ke-75 ini tidak hanya menjadi momen peringatan sejarah organisasi, tetapi juga menjadi ajang refleksi dan penguatan gerakan perempuan NU di tingkat lokal. Melalui tema yang diusung, Fatayat NU Garut berkomitmen terus menumbuhkan semangat berdaya dan berkarya di kalangan perempuan, serta mengukuhkan perannya dalam memperkuat jaringan sosial keummatan yang tangguh dan mandiri.

Masih dalam rangkaian peringatan Harlah ke-75, Fatayat NU Kabupaten Garut juga meluncurkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk "Suara Fatayat: Perempuan, Perjuangan, dan Perubahan". Buku ini menjadi wujud nyata dari semangat berkarya dan merekam jejak perjuangan perempuan Fatayat NU di berbagai lini pengabdian sosial-keagamaan.

Dalam acara peluncuran tersebut, Chotijah Fanaqi, selaku Pimpinan Redaksi Pena Fatayat Garut, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas terbitnya buku ini. Ia menegaskan bahwa karya ini merupakan buah dari proses panjang, kolaboratif, dan penuh semangat yang melibatkan para kader Fatayat NU Garut dari berbagai tingkatan.

“Buku ini adalah hasil kerja keras dan dedikasi para penulis yang telah mengabadikan kisah-kisah perempuan inspiratif dalam tubuh Fatayat NU. Ini bukan sekadar buku, tapi sebuah narasi perjuangan, pengabdian, dan transformasi yang dijalani oleh perempuan-perempuan tangguh di lingkungan Fatayat,” ujar Chotijah Fanaqi.

Ia menambahkan bahwa proses penulisan buku ini telah dimulai sejak Pleno PC Fatayat NU tahun 2023 di Alamanda, dan melewati sejumlah tahapan penting, termasuk tiga kali workshop kepenulisan yang digelar untuk memperkuat kualitas isi dan narasi.

“Tidak ada yang instan. Setiap halaman buku ini adalah hasil dari proses panjang yang penuh semangat dan komitmen. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi bagi perempuan-perempuan lain yang ingin turut ambil bagian dalam perjuangan hak-hak perempuan dan pembangunan masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, Chotijah Fanaqi juga berharap agar buku ini dapat menjadi referensi penting bagi para akademisi, peneliti, maupun aktivis yang tertarik mendalami peran strategis Fatayat NU dalam memperjuangkan hak dan martabat perempuan.

Sebagai bentuk apresiasi dan simbol kebersamaan, acara launching ditutup dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Tim Pena Fatayat NU dan Ketua PC Fatayat NU Garut kepada para penulis perwakilan dari PAC Fatayat NU maupun pengurus di tingkat cabang.

Dengan hadirnya buku Suara Fatayat, Fatayat NU Garut tidak hanya merayakan sejarahnya, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk terus menjadi bagian penting dalam perubahan sosial, khususnya dalam perjuangan membangun perempuan Indonesia yang berdaya, bermartabat, dan berkontribusi bagi peradaban.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.