HAN 2025: Ulinpiade Bangkitkan Keceriaan dan Cinta Budaya Anak
Ribuan Anak Ikut Meriahkan Festival Kaulinan di Hari Anak Nasional Jawa Barat
SuaraGarut.id – Ribuan anak dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat memadati kawasan SPORT Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Minggu, 27 Juli 2025. Mereka antusias mengikuti berbagai perlombaan dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tingkat Provinsi Jawa Barat yang dikemas dalam festival permainan tradisional bertajuk Ulinpiade 2025.
Acara tersebut menjadi momentum istimewa yang menghadirkan kembali kegembiraan masa kecil lewat permainan khas Sunda. Tercatat sedikitnya sepuluh jenis kaulinan barudak atau permainan tradisional dilombakan dengan kategori sesuai jenjang usia, dari PAUD hingga mahasiswa.
Untuk kategori PAUD dan TK, peserta berlaga dalam permainan kakapalan dan oray-orayan. Kategori SD menggelar lomba ucing-ucingan dan perepet jengkol, sedangkan untuk SMP digelar permainan hahayaman dan sunda manda. Pada kategori SMA, peserta berpartisipasi dalam lomba sasalimpetan dan lari balok. Kategori umum dan mahasiswa pun tak ketinggalan, dengan perepet jengkol, simseu atau sapitrong, serta cingciripit sebagai nomor lomba yang dipertandingkan.
Selain lomba kaulinan, Ulinpiade juga menampilkan lomba tari tradisional (kategori solo dan rampak), fashion show lintas usia, vocal group lagu daerah, lomba qasidah modern, serta pertunjukan wayang dakwah oleh dai Kementerian Agama RI yang menggunakan media wayang golek sebagai alat ceramah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti, menuturkan bahwa peringatan HAN tahun ini menggabungkan dua momentum penting: Hari Anak Nasional pada 23 Juli dan Hari Kebaya Nasional pada 24 Juli.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengenalkan dan menghidupkan kembali permainan tradisional sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus ruang ekspresi yang sehat dan menyenangkan bagi anak-anak. Jawa Barat juga mendaftarkan permainan tradisional massal dengan mengenakan kebaya untuk dicatatkan dalam rekor MURI, dan hari ini sertifikatnya resmi diserahkan,” jelas Siska.
Ia menambahkan bahwa tema HAN ke-41 tahun ini adalah "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045". Di Jawa Barat, tema tersebut diterjemahkan melalui tajuk "Bersama Membangun Budaya" yang bertujuan menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap tradisi, kebersamaan, dan semangat keberagaman.
Dari Kabupaten Garut, Kepala DPPKBPPPA, Yayan Waryana, turut mengapresiasi dan mendukung penuh perhelatan Ulinpiade. Menurutnya, kegiatan ini menjadi wahana yang luar biasa untuk menggabungkan unsur budaya, edukasi, dan perlindungan anak.
“Kami sangat mengapresiasi Ulinpiade karena mampu merangsang kecintaan anak-anak terhadap budaya lokal, serta memberikan ruang aman dan menyenangkan bagi tumbuh kembang mereka. Ini adalah bentuk nyata pelestarian budaya sekaligus investasi karakter,” ujar Yayan didampingi Kabid Perlindungan Anak Linlin.
Sebagai bagian dari partisipasi daerah, DPPKBPPPA Kabupaten Garut juga menyelenggarakan kegiatan serupa secara lokal yang dipusatkan di Aula SMAN 1 Garut. Dalam kegiatan tersebut, anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan diundang untuk mengikuti berbagai permainan tradisional populer seperti engrang, lari balok, galah asin, dan egrang batok. Tak hanya itu, panitia juga menghadirkan kegiatan edukatif seperti lomba cerita rakyat daerah, lomba menyanyi lagu daerah, hingga pojok dongeng interaktif.
“Kegiatan di SMAN 1 Garut ini menjadi miniatur dari Ulinpiade, dan sekaligus cara kami untuk mendekatkan nilai-nilai budaya kepada anak-anak Garut. Ada ratusan peserta dari SD, SMP, hingga SMA yang ikut serta. Selain bermain, mereka juga belajar tentang nilai kebersamaan, sportivitas, dan rasa bangga terhadap budaya sendiri,” tambah Yayan.
Ia menyebut bahwa kegiatan ini mendapatkan antusiasme tinggi dari para peserta dan guru pendamping, bahkan para orang tua yang hadir pun merasa bangga anak-anak mereka dapat mengenal permainan masa kecil mereka kembali.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan rutin, baik oleh pemerintah daerah maupun komunitas masyarakat. Karena jika budaya tidak diwariskan dengan cara menyenangkan, lama-lama akan ditinggalkan,” tandasnya.
Peringatan HAN 2025 di Jawa Barat menjadi bukti bahwa perlindungan dan pemenuhan hak anak dapat disinergikan dengan pelestarian budaya lokal. Sebuah pendekatan holistik yang memperkuat karakter generasi muda menuju Indonesia Emas 2045.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.