Beranda Isyana: Penyuluh KB Tak Hanya Informan, Tapi Penjaga Masa Depan Bangsa

Isyana: Penyuluh KB Tak Hanya Informan, Tapi Penjaga Masa Depan Bangsa

Oleh, Redaksi
1 hari yang lalu - waktu baca 3 menit
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka

SuaraGarut.id - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, memastikan bahwa sebanyak 18 ribu penyuluh keluarga berencana (PKB) dan petugas lapangan KB (PLKB) di seluruh Indonesia siap menjadi ujung tombak dalam mendukung program-program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka.

Hal itu ditegaskan Isyana saat membuka Musyawarah Kerja Nasional Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (Mukernas IPeKB) di Bandung, Senin (28/7). Menurutnya, kesuksesan program nasional tak lepas dari peran banyak pihak yang bekerja dalam senyap, termasuk para penyuluh KB yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

“IPeKB kini berusia 18 tahun. Artinya, sudah memasuki fase dewasa. Dan dengan kedewasaan itu, saya yakin para penyuluh KB semakin mantap memberikan pelayanan terbaik untuk keluarga Indonesia,” ujar Isyana dalam sambutannya di hadapan seluruh DPD IPeKB provinsi se-Indonesia.

Ia menyebut penyuluh KB sebagai pilar strategis kementerian, yang tak hanya menyampaikan informasi, tapi juga hadir sebagai pembawa harapan bagi keluarga-keluarga di Indonesia.

“Penyuluh KB adalah mentor, penggerak sosial, bahkan penjaga nilai kebangsaan yang dimulai dari lingkup terkecil: keluarga. Mereka adalah garda terdepan,” lanjutnya.

Isyana juga menekankan pentingnya peran PKB dan PLKB dalam menyukseskan enam program prioritas pemerintah: Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Cek Kesehatan Gratis, Koperasi Merah Putih, Swasembada Pangan, dan Perumahan Terjangkau.

Program Strategis dan Penurunan Stunting

Dalam paparannya, Isyana menyebutkan bahwa Kementerian Kependudukan dan BKKBN telah melaksanakan seluruh mandat yang diberikan oleh Presiden, termasuk percepatan penurunan prevalensi stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting nasional turun menjadi 19,8 persen—angka terendah sepanjang sejarah dan pertama kali di bawah 20 persen.

“Ini adalah hasil nyata kerja keras kami, termasuk para penyuluh KB di lapangan. Mereka berperan besar memastikan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita menerima intervensi yang dibutuhkan,” katanya.

Program MBG kini menyasar bukan hanya pelajar, tetapi juga kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita non-PAUD. BKKBN bersama Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyusun mekanisme distribusi makanan bergizi melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjangkau langsung masyarakat melalui petugas lini lapangan.

“1000 hari pertama kehidupan adalah periode paling krusial untuk mencegah stunting. Jika terlewat, dampaknya akan jangka panjang. Karena itu, MBG ini sangat penting,” tegas Isyana.

Selain MBG, program cek kesehatan gratis disebut sebagai bentuk antisipasi dini untuk mencegah penyakit serius, sementara Sekolah Rakyat bertujuan menampung anak-anak rentan putus sekolah dan menyediakan dukungan pendidikan serta nutrisi.

Kolaborasi dan Optimisme

Meski tak menyebut angka capaian seluruh program, Isyana menegaskan bahwa pelaksanaan seluruh program prioritas nasional saat ini sudah berada di jalur yang tepat.

“Saya melihat semuanya sudah on the right track. Semua kementerian saling mendukung dan bekerja dalam satu komando. Kabinet Merah Putih solid di bawah Presiden Prabowo,” ujarnya optimistis.

Ia menambahkan bahwa sinergi lintas sektor—termasuk dengan kementerian perumahan—menjadi kunci keberhasilan, terutama untuk mengatasi faktor penyebab stunting seperti sanitasi yang buruk.

“Kalau keluarga tak punya akses air bersih atau sanitasi layak, mereka berisiko lebih tinggi mengalami stunting. Maka, program seperti perumahan dan sanitasi harus sejalan dengan upaya peningkatan gizi,” tuturnya.

Isyana menutup sambutannya dengan ajakan kepada para penyuluh KB untuk terus bersemangat mendampingi keluarga Indonesia dan menjadi pendorong utama terwujudnya generasi emas Indonesia 2045.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.