Beranda Kawan Jadi Lawan, Kisah Perseteruan Ulama Garut Yusuf Tauziri dan Kartosoewirjo

Kawan Jadi Lawan, Kisah Perseteruan Ulama Garut Yusuf Tauziri dan Kartosoewirjo

Oleh, Redaksi
4 bulan yang lalu - waktu baca 2 menit
Kyai Haji Yusuf Tauziri tokoh pejuang Garut (Foto: Komunitas Ngejah)

SUARAGARUT.id - Kabupaten Garut melahirkan banyak tokoh besar yang ikut memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Salah satunya adalah ulama kharismatik Kyai Haji Yusuf Tauziri. Lahir di Garut, 5 Mei 1905, ia menjadi tokoh nasional yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari gerombolan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Semasa mudanya Yusuf Tauziri sudah aktif dalam gerakan kebangsaan hingga akhirnya dikenal sebagai ulama besar di Jawa Barat dan pimpinan Pesantren Darussalam Cipari Wanaraja Garut.

Yusuf Tauziri juga dikenal sebagai tokoh yang loyal terhadap Republik Indonesia. Demi tanah air tercinta ia rela berselisih dengan kawan karibnya Kartosoewirjo, pimpinan DI/TII.

Sejatinya Yusuf Tauziri dan Kartosoewirjo merupakan kawan dekat sejak masa pergerakan. Kedekatan keduanya terjalin kala aktif di Dewan Sentral Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).

Dilansir dari buku Sejarah Pelestarian Budaya Garut, Yusuf Tauziri bahkan pernah dipercaya sebagai guru spiritual Kartosoewirjo. Namun karena ia menolak ajakan pimpinan DI/TII tersebut untuk memproklamasikan Negara Islam Indonesia, keduanya jadi berselisih.

Sejak saat itu, Yusuf Tauziri jadi target DI/TII. Disebutkan kalau Pesantren Darussalam Cipari diserang para pengikut Kartosoewirjo sekitar 50 kali sejak 1949-1958.

Penyerangan yang dilakukan oleh gerombolan DI/TII tersebut menimbulkan banyak kerusakan dan Cipari menjadi kawasan yang sangat panas kala itu.

Meski mendapat serangan tak henti, Yusuf Tauziri tak gentar sedikitpun, bersama para santrinya, penduduk setempat serta dukungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), mereka berhasil memukul mundur musuh.

Kartosoewirjo akhirnya berhasil ditangkap Batalyon 328/Kudjang II di Gunung Geber, Bandung pada 4 Juni 1962. Tiga bulan kemudian, pimpinan DI/TII ini dihukum mati.

Tepat 20 tahun (1982) Kartosoewirjo meninggal, Yusuf Tauziri menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di lingkungan Pesantren Darussalam Cipari.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.