Tragedi Pesta Rakyat Garut, Luqi Sa’adilah: Ini Tamparan Serius, Kita Harus Belajar dari Kekuatan Medsos dan Euforia Publik
SuaraGarut.id — Tragedi dalam acara Pesta Rakyat dan Bazar UMKM yang digelar di Alun-Alun Garut, Jumat (18/7/2025), menyisakan duka mendalam. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia—termasuk seorang anggota Polri—dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat kerumunan massa yang tak terkendali.
Menanggapi kejadian ini, Anggota DPRD Kabupaten Garut sekaligus Ketua Fraksi PKB, Luqi Sa’adilah Farindani menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap perilaku publik, terutama dalam konteks budaya digital saat ini.
“Kita harus jujur, ini bukan soal kemiskinan. Ini bukan karena warga ingin makan gratis. Banyak dari mereka datang bukan karena lapar, tapi karena ingin melihat dan bertemu langsung dengan sosok Kang Dedi Mulyadi (KDM),” ujar Luqi saat diwawancarai di Gedung DPRD Garut, Sabtu (19/7/2025).
Menurut Luqi, antusiasme massa yang luar biasa besar bukan semata karena adanya hiburan atau bazar, melainkan karena pesona figur publik yang sudah sangat dikenal lewat media sosial. “Ini adalah fenomena euforia digital. Sosok Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) sangat viral, sangat dicintai, dan itu membuat masyarakat dari berbagai penjuru datang hanya untuk melihat langsung,” tambahnya.
Luqi juga mengingatkan, kekuatan media sosial hari ini mampu menggerakkan massa lebih kuat dari media konvensional. Masyarakat bahkan rela menempuh perjalanan jauh dan mengabaikan keselamatan hanya demi menjadi bagian dari momen yang viral.
“Orang datang dari luar Garut. Ada yang bawa anak kecil, orang tua, hanya demi bisa melihat langsung atau membuat konten. Ini perlu jadi perhatian serius. Keamanan diri sendiri tidak boleh dikorbankan hanya demi viral atau eksistensi di media sosial,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Luqi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dan peka terhadap situasi dan kondisi di lapangan. “Kami mengimbau masyarakat agar ke depan bisa lebih memprioritaskan keselamatan. Jangan memaksakan diri hanya karena ingin berada di tengah keramaian atau sekadar ingin masuk kamera. Nyawa dan keselamatan jauh lebih berharga,” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depan semua pihak harus berbenah, mulai dari perencanaan kegiatan hingga edukasi publik tentang pentingnya keselamatan dalam acara massa besar.
“Pemerintah daerah, penyelenggara, dan aparat keamanan harus punya standar baru dalam menyelenggarakan acara yang melibatkan tokoh viral. Tapi masyarakat juga harus dididik agar bisa membaca situasi. Ini tanggung jawab bersama,” pungkasnya.
Tragedi ini, menurut Luqi, harus menjadi momentum refleksi bagi seluruh pihak. Bukan hanya untuk mencari siapa yang salah, tapi bagaimana agar kejadian serupa tidak kembali terulang.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.