Beranda Anwar Ibrahim Dorong Dialog ASEAN untuk Akhiri Konflik Thailand–Kamboja

Anwar Ibrahim Dorong Dialog ASEAN untuk Akhiri Konflik Thailand–Kamboja

Oleh, Redaksi
4 jam dari sekarang - waktu baca 2 menit
PM Malaysia Anwar Ibrahim menghubungi pemimpin Kamboja dan Thailand, dari Malaysia, Minggu (21/12/2025). ANTARA/HO-Telegram Anwar Ibrahim.

SuaraGarut.id - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyampaikan harapannya agar pertemuan khusus para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang digelar di Malaysia dapat menjadi langkah penting dalam mengakhiri konflik antara Thailand dan Kamboja. Pernyataan tersebut disampaikan Anwar pada Minggu (21/12).

Sebagai Ketua ASEAN tahun 2025, Anwar menilai forum tersebut memiliki peran strategis dalam meredakan ketegangan di kawasan. Ia berharap pertemuan para menteri luar negeri dapat membuka ruang dialog yang konstruktif bagi kedua negara yang bertikai.

Dalam pernyataannya, Anwar berharap pertemuan tersebut dapat "menjadi platform yang tepat dan konstruktif bagi kedua negara untuk terlibat dalam negosiasi terbuka, menyelesaikan perbedaan secara damai, serta mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan".

Pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dijadwalkan berlangsung di Malaysia pada Senin (22/12) dengan agenda utama membahas konflik yang kembali memanas antara Thailand dan Kamboja. Konflik tersebut dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 40 orang.

Thailand dan Kamboja hadir dalam pertemuan itu setelah Anwar Ibrahim mengonfirmasi telah melakukan komunikasi dengan para pemimpin kedua negara, yakni Anutin Charnvirakul dari Thailand dan Hun Manet dari Kamboja.

Sebelumnya, Thailand menangguhkan perjanjian damai yang ditandatangani bersama Kamboja di Phnom Penh pada Oktober lalu. Kesepakatan tersebut dimediasi oleh Anwar Ibrahim bersama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyusul insiden ranjau darat yang melukai sejumlah tentara Thailand dan diklaim dipasang oleh pihak Kamboja.

Ketegangan di perbatasan kedua negara telah berlangsung sejak Mei lalu, ketika seorang tentara Kamboja tewas akibat tembakan pasukan Thailand. Bentrokan lanjutan pada Juli dilaporkan menyebabkan puluhan korban jiwa.

Meski pada akhir Juli kedua negara sempat menyepakati gencatan senjata dan menandatangani kesepakatan damai yang kemudian diperpanjang pada Oktober, eskalasi di wilayah perbatasan kembali meningkat. Akibatnya, ratusan ribu warga terpaksa mengungsi dari kawasan terdampak konflik.

Sumber: Kyodo-OANA

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.