Beranda City Branding dan Budaya Lokal, Strategi Garut Menjadi Destinasi Wisata Unggulan

City Branding dan Budaya Lokal, Strategi Garut Menjadi Destinasi Wisata Unggulan

Oleh, Redaksi
2 minggu yang lalu - waktu baca 3 menit
Rapat Persiapan dan Pengembangan Program _City Branding_ Kabupaten Garut yang bertempat di Aula Kantor Disparbud (Diskominfo Kab. Garut)

Suara Garut - Hingga saat ini Kabupaten Garut belum memiliki city branding. Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Aulia Malik, mengakui, Kabupaten Garut belum memiliki city branding yang spesifik. Oleh karena itu, pihaknya mengundang beberapa pihak daka  menentukan arah yang tepat untuk identitas kota Garut.

"Apa mau ke arah wisata, atau ke arah mana. Mungkin dengan adanya kegiatan ini kita bisa lebih fokus dalam menentukan city branding Garut," ujar Aulia, usai menggelar rapat persiapan pengembangan program _city branding_ Kabupaten Garut pada Kamis (17/10/2024). Acara yang berlangsung di Aula Kantor Disparbud ini bertujuan untuk mencari identitas khas yang dapat mewakili Kabupaten Garut dalam konteks branding kota.

Dalam rapat tersebut, tambah Aulia, strategi promosi identitas Kabupaten Garut sebagai destinasi unggulan juga dibahas. Beberapa langkah yang akan diambil antara lain pengembangan konten digital, kolaborasi dengan content creator dan influencer, penyelenggaraan berbagai event budaya, pariwisata, dan produk ekonomi kreatif. Selain itu, akan ada kerjasama dengan sektor swasta dan pemerintah lain untuk memperkuat citra Garut sebagai kota wisata.

"Lomba foto dan videografi itu sebagai dasar untuk nanti menjadikan branding pariwisata dan nantinya akan berkelanjutan lagi sebagai dasar untuk lomba city branding ke depannya untuk tahun 2025," jelas Aulia.

Aulia menuturkan, rapat tersebut berhasil menghimpun berbagai pandangan strategis untuk memajukan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah ini. Berbagai pihak penting turut hadir, seperti perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), termasuk Sekretaris Dinas, Kepala Dinas, Kepala Bidang Pemasaran, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf), serta staf Ekraf dan Pemasaran. Selain itu, hadir pula perwakilan dari Bappeda, Diskominfo, DKKG, Garut Fashion Carnival (GFC), dan Komunitas Fashion Garut (KFG).

Aulia Malik, menjelaskan bahwa visi utama program _city branding_ ini adalah menjadikan Garut sebagai destinasi unggulan yang dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Fokus utamanya adalah mengedepankan keunikan budaya lokal, keindahan alam, serta potensi ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, Aulia Malik menjelaskan bahwa target jangka pendek dari program _city branding_ ini adalah peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, penguatan kolaborasi dengan sektor swasta dan komunitas, serta pengembangan infrastruktur pendukung wisata. 

"Sedangkan untuk jangka panjang, Kabupaten Garut berharap bisa menjadi destinasi wisata unggulan di tingkat nasional dan internasional, dengan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, serta pengembangan ekosistem kreatif yang berkelanjutan," paparnya.

Adapun faktor unik yang akan diangkat untuk memperkuat citra Kabupaten Garut di tingkat nasional dan internasional mencakup pariwisata alam, seperti destinasi tirta (air), tradisi budaya meliputi seni pertunjukan, dan ekonomi kreatif. "Kabupaten Garut sendiri telah meraih penghargaan sebagai Kabupaten Kreatif dalam program KaTa Kreatif 2024," ucapnya.

Namun, Aulia Malik juga menyoroti bahwa kesiapan infrastruktur dan fasilitas pendukung masih perlu ditingkatkan. "Ini termasuk aksesibilitas jalan, transportasi umum, pengembangan destinasi wisata, serta fasilitas penginapan dan pusat informasi pariwisata," lanjutnya.

Aulia Malik menyebutkan dari diskusi tersebut berhasil menjawab banyak kebingungan terkait konsep dan teknis pelaksanaan _city branding_. "Ke depannya, akan ada diskusi lebih lanjut untuk mempercepat realisasi program ini," tuturnya.

Berkaitan dengan tantangan utama dalam pengembangan program _city branding, Aulia Malik menjelaskan bahwa keterlibatan masyarakat adalah faktor kunci. Tanpa dukungan masyarakat dalam menjaga citra baik Garut, program ini sulit berkembang. "Tantangan lain termasuk perubahan dinamika sosial ekonomi, perlunya mengikuti tren dan inovasi pemasaran kota, serta menjaga konsistensi identitas dan citra Garut agar tetap relevan dan ," pungkasnya.**

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.