Beranda Diduga Dikeroyok Usai Komentar di Medsos, Buruh Angkut di Bandung Asal Garut Alami Luka Serius

Diduga Dikeroyok Usai Komentar di Medsos, Buruh Angkut di Bandung Asal Garut Alami Luka Serius

Oleh, Redaksi
1 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Penasehat hukum memperlihatkan foto korban yang babak belur/SG

SuaraGarut.id – Seorang buruh angkut bernama Hasbi (34), warga Kampung Sangiang Kulon, Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, menjadi korban dugaan pengeroyokan oleh sembilan orang tidak dikenal. Peristiwa tersebut terjadi di sekitar Pasar Induk Caringin, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, dan diduga bermula dari komentar Hasbi di media sosial terkait cuplikan pidato salah satu tokoh publik di Jawa Barat.

Pihak keluarga Hasbi, melalui Saepulloh, menuturkan kronologi kejadian yang menimpa kerabatnya tersebut.

“Kejadiannya berawal dari komentar Hasbi terhadap potongan pidato tokoh yang ramai di media sosial. Setelah itu, akun media sosial dan WhatsApp-nya mulai ramai. Ada yang minta nomor, minta ketemuan, bahkan menanyakan alamat rumah. Akhirnya disepakati bertemu di Pasar Caringin,” kata Saepulloh.

Namun, niat awal pertemuan yang disebut hanya untuk ngopi dan bersilaturahmi berubah menjadi mimpi buruk. Setelah bertemu, Hasbi tiba-tiba diserang oleh sekitar sembilan orang.

“Setelah ketemu, datang rombongan orang dan langsung mengeroyok Hasbi. Kondisinya sekarang masih belum pulih, luka di wajah, mata, dan bagian tubuh lain cukup parah. Apalagi dia hanya buruh pikul di pasar, dan sekarang tidak bisa bekerja,” tambahnya.

Hasbi yang telah bekerja sebagai buruh angkut selama hampir 10 tahun dan menjadi tulang punggung keluarga kini harus terbaring lemah. Ia memiliki istri dan anak-anak, termasuk balita yang masih berusia sekitar satu tahun.

“Kondisi terakhir jelas berat, karena sekarang tidak ada yang menafkahi keluarga. Kami sedang berkoordinasi untuk menempuh langkah hukum, agar mendapatkan keadilan,” ujar Saepulloh.

Sementara itu, pengacara korban dari LBH Garda Intan, Evan Saepul Rohman, membenarkan pihaknya telah mengajukan laporan resmi ke Polrestabes Bandung.

“Kami menerima kuasa pada 5 Juli 2025 dan telah membuat laporan ke Polrestabes Bandung dengan nomor laporan LP/B/1011/VII/2025/SPKT/POLRESTABES BANDUNG/Polda Jawa Barat. Bukti visum dari RSAL Bandung dan foto-foto luka korban sudah kami lampirkan,” jelas Evan.

Ia meminta agar pihak kepolisian serius menangani kasus ini karena diduga ada potensi korban lain yang mengalami hal serupa.

“Kami khawatir ada korban lainnya. Ada yang sudah melapor juga, tapi kami fokus dulu pada kasus Hasbi. Ini semua terjadi karena efek lanjutan dari potongan video pidato tokoh publik yang menyinggung tokoh besar lainnya. Meski sudah diklarifikasi, di lapangan terjadi kesalahpahaman yang berujung kekerasan,” ungkapnya.

Evan juga menyerukan agar semua pihak dapat menahan diri dan menyerahkan kasus ini ke proses hukum. “Kami minta semua pihak untuk tidak memperkeruh suasana. Kita ikuti dulu proses hukumnya agar terang,” tutupnya.

Kasus ini menjadi catatan serius tentang bagaimana dampak media sosial bisa berkembang menjadi persoalan fisik di lapangan, terutama jika tidak diimbangi dengan literasi digital dan kontrol diri. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas laporan tersebut.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.