Disnakertrans Garut Peringatkan Masyarakat Waspadai Lowongan Kerja Fiktif di Medsos
SuaraGarut.id - Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap tawaran kerja yang tersebar di media sosial, terutama yang menjanjikan gaji besar dan proses mudah namun tidak memiliki kejelasan. Tawaran semacam ini kerap kali menjerumuskan para pencari kerja hingga mengalami kerugian.
"Situasi keterbatasan lapangan kerja saat ini dimanfaatkan oleh oknum yang ingin mengambil keuntungan pribadi dari pencari kerja," ujar Kepala Disnakertrans Garut, Muksin, di Garut, Selasa (10/6/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Muksin menyusul peristiwa yang menimpa enam warga Garut yang terlantar di Provinsi Riau, Pulau Sumatera. Mereka berangkat bekerja berdasarkan informasi lowongan dari media sosial tanpa mengetahui kebenaran dan keabsahan tawaran tersebut.
Beruntung, keenam warga tersebut akhirnya dapat kembali pulang ke Garut dengan bantuan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah setempat dan Pemkab Garut. Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi para pencari kerja agar tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja yang tidak jelas asal-usulnya.
“Kami terus mengingatkan para pencari kerja, termasuk mereka yang membuat Kartu AK-1, agar selalu waspada terhadap tawaran kerja dengan iming-iming gaji tinggi, terutama jika informasinya berasal dari media sosial,” ujar Muksin.
Ia menambahkan, banyak masyarakat yang akhirnya tergiur untuk bekerja ke luar daerah karena tekanan ekonomi, ketatnya persaingan kerja, serta maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah sektor.
Disnakertrans Garut, kata Muksin, berkomitmen untuk terus membuka akses informasi lowongan kerja resmi dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek informasi melalui sumber yang terpercaya serta berkonsultasi langsung ke kantor Disnaker sebelum menerima tawaran kerja.
“Lowongan resmi dan prosedural dapat dilihat melalui laman siapkerja.go.id. Kami selalu terbuka untuk konsultasi agar masyarakat tidak menjadi korban penipuan,” tegasnya.
Diketahui, enam warga Garut yang menjadi korban berangkat bekerja pada April 2025. Mereka ditempatkan di kawasan hutan untuk mengolah pohon, namun upah kerja mereka justru diambil oleh pihak penyalur. Merasa tertipu, mereka memutuskan kabur dari lokasi kerja, menyusuri hutan selama tiga hari tiga malam hingga akhirnya ditemukan oleh pencari madu dan diselamatkan ke permukiman warga.
Setelah berhasil menghubungi Dinas Sosial, pihak kepolisian, dan lembaga terkait lainnya, mereka akhirnya difasilitasi untuk kembali ke kampung halaman.
Sumber Antara
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.