Beranda Kluivert Kecewa Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026: “Kami Bermain Baik, Tapi Satu Momen Mengubah Segalanya”

Kluivert Kecewa Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026: “Kami Bermain Baik, Tapi Satu Momen Mengubah Segalanya”

Oleh, Redaksi
6 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Timnas Indonesia gagal ke Piala Dunia/PSSI

SuaraGarut.id - Pelatih tim nasional Indonesia, Patrick Kluivert, mengungkapkan rasa kecewanya setelah tim Garuda dipastikan gagal melaju ke putaran final Piala Dunia 2026. Kepastian itu datang usai Indonesia kalah tipis 0–1 dari Irak pada laga terakhir Grup B putaran keempat kualifikasi zona Asia, Minggu (12/10/2025).

Kekalahan yang terjadi di Stadion King Abdullah tersebut membuat Indonesia menutup fase grup di posisi ketiga atau terakhir dengan nol poin, setelah sebelumnya juga kalah 2–3 dari tuan rumah Arab Saudi pada laga perdana.

“Pertama-tama saya sangat kecewa. Jika melihat jalannya pertandingan, kami tampil jauh lebih baik, tetapi hasilnya lagi-lagi tidak berpihak kepada kami,” ujar Kluivert dalam jumpa pers, dikutip dari rekaman audio yang diterima pewarta.

Meski hasilnya pahit, Kluivert tetap memberikan apresiasi tinggi kepada anak asuhnya. Menurutnya, Jay Idzes dan rekan-rekan telah berjuang maksimal sepanjang turnamen.

“Saya sangat bangga dengan para pemain yang menunjukkan hati dan keberanian mereka di lapangan. Kami menciptakan peluang dan bermain sangat baik, tetapi satu momen bisa mengubah segalanya. Kami kalah karena satu aksi dan itu sangat menyakitkan,” katanya.

Pelatih asal Belanda itu menuturkan, seluruh elemen tim merasa terpukul dengan hasil ini. Ia menilai perjuangan yang sudah dilakukan sejak babak awal kualifikasi membuat kegagalan tersebut terasa semakin berat.

“Menurut saya, kami berkembang sebagai tim, secara individual dan kolektif. Yeah, dan impian ke Piala Dunia telah lepas dari genggaman kami dan kekecewaan bukan hanya milik saya, namun seluruh negeri Indonesia,” ucap Kluivert.

Dalam kesempatan yang sama, ia menegaskan bahwa kegagalan ini bukan disebabkan oleh faktor pengalaman atau usia muda pemain, melainkan karena kurangnya efektivitas dalam memanfaatkan peluang.

“Tidak, mereka tidak terlalu muda. Mereka bermain luar biasa melawan tim-tim besar seperti Arab Saudi dan Irak yang berada di peringkat 50-an dunia, sementara kami peringkat 118. Itu bukti kemajuan yang sangat besar,” tutur mantan penyerang Barcelona dan tim nasional Belanda itu.***

Sumber Antara

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.