Beranda Menteri Wihaji Tinjau Keluarga Berisiko Stunting di Bogor, Lakukan Bedah Rumah dan Intervensi Gizi

Menteri Wihaji Tinjau Keluarga Berisiko Stunting di Bogor, Lakukan Bedah Rumah dan Intervensi Gizi

Oleh, Redaksi
4 jam dari sekarang - waktu baca 3 menit
Menteri Wihaji/dok BKKBN

SuaraGarut.id - Di sela pelaksanaan Rapat Koordinasi Akhir Tahun Pimpinan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Tahun 2025 bertema “Konsolidasi Kepemimpinan Transformasional dan Konvergensi Program untuk Akselerasi Capaian Kinerja” di Novotel Bogor, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Dr. H. Wihaji turun langsung ke Desa Nagrak, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Bersama Wakil Menteri Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Wakil Bupati Bogor H. Ade Ruhandi, jajaran pemerintah daerah, PKK, dan warga, rombongan melaksanakan aksi sosial berupa bedah rumah dan intervensi gizi bagi keluarga berisiko stunting (KRS).

Menteri Wihaji menyebut kunjungan lapangan itu dilakukan untuk melihat langsung kondisi keluarga yang masuk kategori berisiko stunting.

“Hari ini kita didampingi oleh bu wamen dan pak wabup beserta jajaran untuk melihat langsung KRS, keluarga resiko stunting. Kebetulan beliau punya anak 3 umur 6 tahun, yang dua itu masih batuta dan balita secara kondisi rumahnya termasuk kategori keluarga resiko stunting karena melaui asupan gizinya mohon maaf kurang, kemudian air bersihnya, kemudian sanitasinya, karena itu hari ini kita pastikan dari kemendukbangga didampingi bu wamen dan pak wabup untuk kita bangunkan rumah biar layak huni kemudian jambannya juga kita bangunkan, kemudian aliran untuk sanitasinya juga kita okekan untuk nanti asupan gizinya,” ungkap Wihaji, Selasa (2/12/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Menteri Wihaji juga mengajak para pejabat dan peserta untuk ikut terlibat dalam kerja bakti.

“Nanti saya minta hari ini kerja bakti bareng-bareng biar tahu suasana. Ini tidak hanya perlu kita ketahui, tetapi perlu kita rasakan. Kalau tahu mungkin orang tahu, tapi kalau rasa beda,” terangnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh jajaran harus bekerja bersama hingga intervensi selesai.

“Kita bantu-bantu semampu kita, ada yang saya minta untuk masak, ikut bantu ngaduk, pak wabup dan bu wamen tadi jadi tukang bersama-sama, terima kasih untuk support kita,” tambahnya.

Wihaji menyoroti tingginya jumlah keluarga berisiko stunting di Indonesia.

“Untuk KRS di Indonesia banyak, ada 8,6 juta. Salah satunya di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi bagian dari prioritas karena jumlah penduduknya paling banyak,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan program nasional.

“Stunting itu program prioritas bapak presiden, kemarin sudah saya laporkan ke bapak presiden, ada program prioritas bapak presiden yg berkenaan dengan penanganan stunting khusus MBG, yaitu makan bergizi gratis khusus ibu hamil, ibu menyusui dan balita,” katanya.

Wihaji memastikan bahwa daerah yang belum menerima bantuan akan segera mendapat intervensi.

“Kalau belum ada saya cover dulu, kita cover 6 bulan sampai 1 tahun ke depan. Kalau sudah ada nanti langsung dicover,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa program MBG diprioritaskan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD, serta menargetkan penurunan angka stunting nasional.

“Di Indonesia untuk stunting 19,8, di sini sudah 18, artinya sudah di bawah rata-rata Indonesia. Target tahun ini 18 sampai 2029 itu 14, doakan saja,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat.

“Pertama kami tentu pak rudy sebagai bupati dan saya sebagai wakil bupati atas nama pemda, atas nama masyarakat kabupaten bogor mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada pak menteri, bu wamen dan program ini sinergi dengan program yg ada di kabupaten bogor, karena ada beberapa bedah rumah juga yang kita laksanakan di 2025 perubahan dan di 2026,” ujarnya.

Ia juga menyebut penanganan stunting di Jawa Barat menunjukkan tren positif.

“Hasil pantauan dan komunikasi dengan pak menteri sudah menurun angka stunting di Jawa Barat tentu ini harus juga diberikan contoh dari pola hidup sehatnya, pola hidup sehat itu mulai dari rumah,” ungkapnya.

Ade menambahkan bahwa bantuan air bersih dan sanitasi sejalan dengan program prioritas presiden Prabowo. Ia menegaskan komitmen daerah dalam penurunan stunting.

 

“Terus kita tangani dan kolaborasi, terintegrasi dengan semua SKPD, dinas kesehatan maupun juga DPKPP dll, insya Allah perkembangan-perkembangan lebih baiknya di akhir tahun kita akan buka kepada publik,” tutupnya.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.