Beranda Pemkab Garut Cari Keluarga Pasien Tak Dikenal Korban Insiden Makan Gratis di Pendopo

Pemkab Garut Cari Keluarga Pasien Tak Dikenal Korban Insiden Makan Gratis di Pendopo

Oleh, Redaksi
6 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani/Diskominfo

SuaraGarut.id – Pemerintah Kabupaten Garut masih berupaya menelusuri identitas dan keberadaan keluarga dari seorang pasien korban kericuhan dalam acara makan gratis di kawasan Pendopo Garut. Pasien pria paruh baya tersebut merupakan satu-satunya korban yang hingga kini masih dirawat intensif di RSUD dr. Slamet Garut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengonfirmasi bahwa pasien tersebut belum teridentifikasi sepenuhnya. Meski telah memberikan keterangan sebagai warga Sumedang, hingga kini pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan belum berhasil menghubungi atau menemukan pihak keluarga.

"Masih ada satu pasien yang menjalani perawatan di RSUD dr Slamet yang merupakan korban insiden makan gratis", ujar Leli saat ditemui di Pendopo Garut, Selasa, 22 Juli 2025.

Baca Juga: Bupati Garut Ajak Warga Cibatu Tingkatkan Produktivitas Lewat Investasi dan Keterampilan

Menurut Leli, pasien mengalami sesak napas dan memiliki riwayat penyakit jantung serta paru-paru. Meski demikian, kondisinya kini menunjukkan perkembangan positif dan diharapkan segera membaik.

"Korban masih sesak napas karena memang dia punya risiko jantung dan ada penyakit paru-paru sebelumnya," tambahnya.

Meski pasien bukan warga Kabupaten Garut, Leli memastikan bahwa seluruh biaya pengobatan ditanggung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Garut. Ia menegaskan, penanganan dilakukan sesuai prosedur karena insiden ini merupakan kejadian massal yang melibatkan masyarakat umum dalam sebuah acara terbuka.

Sebagaimana diketahui, insiden tersebut terjadi pada Jumat (18/7/2025), saat digelarnya acara makan gratis dalam rangka syukuran pernikahan Wakil Bupati Garut, Lutfhianisa Putri Karlina, dengan Maula Akbar Mulyadi Putra, anggota DPRD Jabar yang juga putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kericuhan terjadi akibat membludaknya warga yang hadir, yang tak mampu dikendalikan oleh petugas pengamanan. Kepadatan massa menyebabkan desak-desakan hebat hingga menyebabkan sejumlah orang jatuh dan terinjak-injak.

 

Dari kejadian tersebut, tercatat sebanyak 30 orang mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit. Tiga di antaranya meninggal dunia, termasuk satu anggota kepolisian.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.