Pemkab Garut Rintis Sekolah Rakyat untuk Putus Rantai Kemiskinan
SuaraGarut.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terus menggenjot pembangunan Sekolah Rakyat sebagai upaya jangka panjang memutus rantai kemiskinan. Program ini ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dan miskin ekstrem, dengan sistem pendidikan berasrama (boarding school).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, menyampaikan pembangunan Sekolah Rakyat rintisan saat ini telah mencapai 80 persen. Proses pembangunan tinggal menunggu penambahan mebel dan tempat tidur.
"Meskipun saat ini belum berdiri permanen, Alhamdulillah Kabupaten Garut mendapat kesempatan menyelenggarakan Sekolah Rakyat rintisan. Lokasinya berada di Balai Latihan Kerja atau BLK milik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut, yang beralamat di Jalan Raya Samarang," kata Nurdin, Rabu (24/9/2025).
Ia menambahkan, renovasi ditargetkan selesai 25 September, sehingga pada 27 September sudah bisa dimulai masa pengenalan lingkungan sekolah, dan 28 September siswa dapat hadir di lokasi. Sekolah Rakyat Rintisan ini akan menampung tiga rombongan belajar, terdiri dari satu rombel SD dan dua rombel SMP.
Untuk keberlanjutan program, Pemkab Garut telah menyiapkan anggaran Rp12 miliar dalam APBD Perubahan 2025 guna pengadaan lahan pembangunan sekolah permanen yang akan dimulai tahun depan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut, Aji Sukarmaji, menyampaikan sebanyak 75 siswa dari keluarga kurang mampu telah ditetapkan sebagai calon peserta didik melalui Surat Keputusan Bupati Garut. "Peserta didik ini berasal dari keluarga dengan status desil 1 dan desil 2, kebanyakan adalah anak-anak yang putus sekolah," ungkap Aji.
Rinciannya, 25 siswa SD (18 laki-laki dan 7 perempuan) serta 50 siswa SMP (30 laki-laki dan 20 perempuan). Seluruhnya akan mengikuti sistem asrama penuh dengan fasilitas kebutuhan sehari-hari yang ditanggung pemerintah.
Berbeda dengan sekolah konvensional, Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan pengajaran formal, tetapi juga membekali siswa dengan pendidikan karakter, kegiatan keagamaan, serta pemeriksaan kesehatan gratis. “Ini adalah bentuk keseriusan Pemkab Garut dalam memperhatikan pendidikan warga miskin. Tidak semua kabupaten/kota di Jawa Barat mendapatkan kesempatan Sekolah Rakyat Rintisan,” kata Aji.
Pantauan di lapangan menunjukkan pembangunan ruang kelas dan asrama sudah rampung, meski fasilitas ruang guru dan mushala masih dalam tahap penyelesaian. Beberapa peralatan penunjang belajar pun telah tersedia.***
Sumber Kabar Garut
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.