Beranda SPPG Diminta Disiplin Jalankan SOP Dapur Makan Bergizi Gratis

SPPG Diminta Disiplin Jalankan SOP Dapur Makan Bergizi Gratis

Oleh, Redaksi
9 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
ilustrasi Penyaluran makan bergizi gratis/ist

JAKARTA, SuaraGarut.id – Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wilayah Jakarta Barat, Yudha Permana, meminta seluruh pengelola dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) disiplin menerapkan standar operasional prosedur (SOP) serta memastikan titik kendali kritis (critical control point).

"Kuncinya adalah para SPPG disiplin memastikan titik kendali kritis dalam tata kelola dapur MBG," kata Yudha, Rabu (24/9/2025).

Ia menjelaskan, alur tata kelola SPPG mencakup pemilihan bahan baku, penyimpanan, pengolahan makanan, pendinginan, hingga pengemasan agar makanan sarat nutrisi sampai ke penerima manfaat. "Fokusnya adalah memastikan critical control point-nya terjaga dengan baik, angka kecukupan gizinya terpenuhi. Begitu juga dengan kualitas bahan baku, penyimpanan, dan SOP yang harus dipatuhi seluruh pekerja SPPG," ucapnya.

Bahan baku dari pemasok terlebih dahulu dicek oleh ahli gizi, misalnya daging ayam dan sayuran harus segar. Setelah dibersihkan, sumber protein hewani dan nabati wajib dipisahkan untuk mencegah kontaminasi silang. Protein hewani disimpan di freezer bersuhu di bawah -15 derajat celsius, sementara protein nabati di chiller bersuhu di bawah -5 derajat celsius.

“Jika tidak dipisah, bisa terjadi kontaminasi silang. Berpotensi menimbulkan bakteri Salmonella,” jelas Yudha.

Dalam tahap pengolahan, makanan harus dimasak hingga matang sempurna agar bakteri alami bisa mati. Setelah itu, dilakukan pendinginan sebelum pengemasan. “Kita juga pastikan adanya proses pendinginan sebelum dikemas. Tujuannya agar ketika nanti ditutup, tidak timbul keringat yang bisa menyebabkan bau dan mempercepat makanan basi,” kata Yudha.

Ia menekankan pentingnya penerapan SOP yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kementerian Kesehatan. Seluruh petugas juga dibekali sertifikat penjamah makanan melalui pelatihan Dinas Kesehatan. "Kita juga mengikutsertakan petugas dalam pelatihan penjamah makanan dari Dinas Kesehatan, jadi dipastikan seluruh pegawai sudah punya sertifikat penjamah makanan," ujarnya.

Dengan sertifikasi tersebut, lanjutnya, petugas lebih memahami pentingnya penggunaan APD dan menjaga kebersihan. “Itu adalah tips agar SPPG yang beberapa waktu lalu kurang baik penanganannya, bisa lebih baik lagi,” tutup Yudha.***

Sumber RRI

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.