Beranda Ratusan Siswa Dirawat Usai Diduga Keracunan Makanan Program MBG di Kadungora Garut

Ratusan Siswa Dirawat Usai Diduga Keracunan Makanan Program MBG di Kadungora Garut

Oleh, Redaksi
3 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Sejumlah siswa masih menjalani perawatan intensif di salah satu fasilitas kesehatan di Kecamatan Kadungora akibat dugaan keracunan makanan MBG yang dibagikan di sekolah/Kabar Garut

SuaraGarut.id - Ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, mengalami gejala keracunan pada Rabu, 17 September 2025. Dugaan sementara, insiden ini dipicu oleh makanan yang dibagikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, Leli Yuliani, membenarkan adanya laporan keracunan tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengambil langkah cepat dengan menerjunkan tim serta mendistribusikan obat-obatan untuk penanganan awal.

"Kami telah menerjunkan tim ke lapangan, termasuk mengirim kebutuhan obat untuk perawatan," ujar Leli.

Gejala yang dialami para siswa umumnya mual, muntah, dan pusing. Menurut laporan awal, tanda-tanda keracunan muncul sejak dini hari sehingga pihak sekolah dan orang tua segera membawa siswa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Leli menuturkan, sebanyak 14 siswa harus dirawat intensif di Puskesmas Kadungora. Sementara puluhan lainnya hanya mengalami gejala ringan dan sudah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan penanganan medis.

Ia menambahkan bahwa jumlah pasti siswa yang terdampak masih dalam proses pendataan. Beberapa laporan menyebutkan korban bisa mencapai lebih dari seratus orang dari beberapa sekolah di wilayah Kadungora.

"Namun data resmi kaitan dengan jumlah siswa yang keracunan masih menunggu hasil verifikasi dari tim di lapangan," katanya.

Sementara itu, penyebab keracunan masih ditelusuri. Polisi bersama tim kesehatan sudah mengambil sampel makanan MBG untuk diteliti lebih lanjut.

“Untuk penyebab pasti keracunan ini, sedang didalami,” ujar Kapolsek Kadungora, Kompol Alit Kadarusman.

Menurut Alit, siswa yang terdampak berasal dari tiga sekolah berbeda, yakni SMA dan SMP di bawah satu yayasan serta sebuah Madrasah Aliyah. Mereka mengaku merasakan gejala beberapa jam setelah menyantap makanan MBG yang dibagikan di sekolah.

“Kami akan memeriksa lebih lanjut komposisi makanan dan proses distribusinya. Termasuk mengecek pihak penyedia katering atau pengolah makanan tersebut,” ucap Alit.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.