Beranda SPPG Garut Diduga Jadi Sumber Keracunan, DPR Temukan Banyak Pelanggaran

SPPG Garut Diduga Jadi Sumber Keracunan, DPR Temukan Banyak Pelanggaran

Oleh, Redaksi
5 jam dari sekarang - waktu baca 2 menit
Wakil Ketua DPR RI meninjau SPPG Al Bayyinah 2 Garut/SG

SuaraGarut.id - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal meninjau lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menu Makan Bergizi Gratis (MBG)-nya diduga menjadi biang kerok keracunan ratusan pelajar di Garut. Begini hasil temuannya.

Cucun menyambangi SPPG Yayasan Al Bayyinah 2, yang berlokasi di Jalan Raya Rancasalak-Kadungora, Kampung Cilageni, Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora pada Jumat, (26/9/2025) pagi.

Cucun datang didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh. Sejumlah pejabat dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kementerian Kesehatan, serta Bupati Garut Syakur Amin juga Wakil Ketua DPRD Garut H.S Fahmi turut mendampingi.

Dalam kunjungannya, Cucun meninjau setiap sudut SPPG. Mulai dari ruangan produksi, hingga sanitasi serta ruangan pengemasan makanan.

Dalam pengecekan tersebut, Cucun melihat banyak hal yang masih tidak sesuai. Salah satunya, adalah penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi yang masih berada di dalam satu ruangan.

Kemudian, steamer nasi yang lokasinya juga tidak terpisah dengan ruangan utama tempat memasak. Cucun sempat berdialog dengan pengelola SPPG serta penanggungjawab dari BGN, dan mempertanyakan terkait hal tersebut.

"Ini harus ada perbaikan. Kalau seperti ini bagaimana, kita beri waktu perbaikan selama satu bulan ke depan," ucap Cucun.

Dalam proses peninjauan, Cucun sendiri mendapati fakta jika SPPG tersebut ternyata baru dihentikan operasionalisasinya per hari ini, Jumat, (26/9/2025). Jadi, setelah terjadinya keracunan hari Selasa, (16/9) lalu, dapur SPPG ini masih beroperasi memasok makanan ke sekolah.

Menurut Cucun, hal tersebut karena pihak SPPG telah menerima dana dari BGN yang dialokasikan untuk makanan para pelajar.

"Jadi, kemarin diambil langkah dulu dengan para pelajar diberi makanan kering sampai batas waktu virtual account-nya habis," katanya.

Cucun berharap agar pihak SPPG dan penanggungjawab dari BGN bisa memperbaiki beragam kekurangan yang ada di SPPG tersebut. Hal itu demi menjamin kualitas MBG yang diterima anak-anak.

"Intinya mitra (pengelola SPPG) akan perbaiki. Kita beri tenggang waktu sampai Oktober ini selesai, baru ditindaklanjuti lagi. Per hari ini disetop dulu," pungkas Cucun.

Sebelumnya diberitakan, ratusan pelajar di Kecamatan Kadungora mengalami keracunan setelah menyantap MBG pada Selasa, (16/9) lalu. Menurut catatan Dinkes Garut, total ada 657 pelajar yang mengalami keracunan.

Mereka merupakan para pelajar dari SDN Mandalasari 1 & 2, SMP dan SMA Siti Aisyah, serta Madrasah Aliyah (MA) Ma'arif yang berlokasi di Kecamatan Kadungora.

Para pelajar ini mengalami gejala diare, pusing, hingga mual setelah menyantap menu MBG berupa nasi uduk, ayam woku, tempe orek, selada, timun dan stroberi yang diidangkan pada waktu itu.

Dari total 657 pelajar yang mengalami keracunan menurut Dinkes, 30 orang di antaranya sempat menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora. Saat ini kondisinya telah membaik dan dipulangkan.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.