Beranda Bupati Garut Minta Kasus Keracunan Makanan Jadi Evaluasi Program MBG

Bupati Garut Minta Kasus Keracunan Makanan Jadi Evaluasi Program MBG

Oleh, Redaksi
2 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin/SG

SuaraGarut.id – Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menegaskan bahwa kasus keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, harus menjadi pembelajaran bersama agar tidak terulang kembali.

"Itu kan kita juga tidak ingin ya, cuma itu harus jadi pelajaran bagi semuanya," ujar Abdusy Syakur kepada wartawan di Garut, Jumat (19/9).

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul insiden ratusan siswa SD, SMP, hingga SMA sederajat yang mengalami gejala pusing dan muntah setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah masing-masing.

Bupati menyatakan prihatin dan meminta pihak berwenang segera menindaklanjuti kasus tersebut.
"Ya, kita minta ke pihak berwenang untuk menindaklanjuti saja," ucapnya.

Ia menambahkan, Pemkab Garut akan segera berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) selaku lembaga yang berwenang dalam penyelenggaraan MBG.

Sesuai aturan, pelaksanaan MBG melibatkan sejumlah petugas, mulai dari manajer hingga penanggung jawab gizi dan mutu.

"Yang menjamin gizi dan mutunya itu semuanya merupakan kewenangan daripada BGN," jelasnya.

Dukungan Pemkab Garut, lanjut Bupati, sebatas penyediaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Saat ini baru tersedia 58 SPPG dari total kebutuhan 300 unit.
"Ini kan masih berproses ya, di Garut ini mestinya 300 SPPG, tapi baru 58," katanya.

Terkait pengawasan makanan, Bupati menilai perlu ada mekanisme komunikasi yang lebih baik agar program MBG berjalan sesuai tujuan.
"Seperti apa bentuk komunikasi pengawasan yang ideal, karena kita (Pemkab Garut) tidak bisa lepas tangan karena penerima manfaat masyarakat," tuturnya.

Sebelumnya, kasus keracunan massal terjadi di beberapa sekolah di Kecamatan Kadungora, yakni MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, SMP Siti Aisyah, dan SDN 2 Mandalasari.

Pada puncaknya, Rabu (17/9), sebanyak 194 siswa harus mendapat penanganan medis di Puskesmas Kadungora, dengan rincian 177 siswa mengalami gejala ringan dan 19 siswa dirawat intensif.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.