Beranda Efesiensi Anggaran Berimbas Langsung Bagi PHRI Garut, Deden Sebut Dampaknya Sudah Bisa Dirasakan

Efesiensi Anggaran Berimbas Langsung Bagi PHRI Garut, Deden Sebut Dampaknya Sudah Bisa Dirasakan

Oleh, Redaksi
1 bulan yang lalu - waktu baca 3 menit
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut, Deden Rochim/PR Garut

SuaraGarut.id - Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat menimbulkan dampak signifikan bagi para pelaku usaha di bidang perhotelan dan restoran di Kabupaten Garut. 

Sejumlah pelaku usaha kini menghadapi situasi sulit akibat pembatalan reservasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah, termasuk kementerian dan lembaga lainnya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut, Deden Rochim, menyebutkan dampak dari kebijakan efesiensi anggaran jelas ada bagi para pelaku usaha hotel dan restoran. Bahkan dampak tersebut saat ini sudah mulai dirasakan. 

“Dampaknya jelas ada bagi kami para pelaku usaha hotel dan restoran, bahkan kini sudah terasa", ucap Deden, Senin, 24 Februari 2025. 

Salah satu dampak yang dirasakan, imbuhnya, adalah pembatalan reservasi hotel oleh sejumlah instansi pemerintah. Berdasarkan laporan sementara, terdapat 13 pembatalan reservasi yang dilakukan oleh empat hotel di Garut. Pembatalan ini dilakukan oleh berbagai instansi, mulai dari kementerian, lembaga di tingkat provinsi, hingga dinas kabupaten. 

“Laporan sementara yang kami terima, saat ini ada 13 cancel reservasi di 4 hotel di Garut dari instansi pemerintah, termasuk di Hotel dan Resto Rancabango yang saya kelola", katanya. 

Menurut Deden, kondisi ini tidak hanya memengaruhi pelaku usaha, tetapi juga ribuan warga Garut yang bergantung pada sektor ini. Berdasarkan data, saat ini terdapat lebih dari 7.000 warga di Kabupaten Garut yang menggantungkan hidup mereka pada industri perhotelan dan restoran. 

Ia menyampaikan, untuk mengantisipasi dampak lebih besar, pihaknya mendorong langkah-langkah strategis yang dapat menghidupkan kembali sektor ini. Salah satu usulan yang disampaikan adalah pengembangan olahraga wisata atau sport tourism di Kabupaten Garut yang potensinya begitu besar. 

Garut dinilai Deden memiliki potensi wisata yang luar biasa karena semua sektor ada, mulai gunung, rimba, laut, pantai, serta seni budaya (Gurilaps). Tinggal bagaimana caranya mendatangkan wisatawan ke Garut yang salah satunya bisa melalui pengembangan sport tourism.

Deden juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan dari pemerintah, khususnya pemerintah daerah, untuk merealisasikan sport tourism. Kehadiran kegiatan olahraga wisata diharapkan dapat mengurangi ketergantungan sektor perhotelan dan restoran pada kegiatan seremonial pemerintahan. 

“Ini butuh political will dan kolaborasi dari berbagai pihak, khususnya pemerintah. Tentu dengan tujuan untuk menghidupkan ekonomi lokal", ucap Deden. 

Para pelaku usaha di Garut berharap adanya solusi cepat untuk mengatasi dampak efisiensi anggaran ini. Dukungan pemerintah dan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan industri hotel dan restoran di tengah tantangan yang ada. Selain pemerintah daerah, pengembangan program sport tourism disampaikan Deden juga bisa dilakukan dengan adanya kolabirasi yang baik antara PHRI dengan KONI.

Masih menurut Deden, seiring dengan upaya mencari solusi, pelaku usaha juga berharap agar potensi wisata di Garut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dengan begitu, industri perhotelan dan restoran di Garut dapat terus bertahan dan berkembang di tengah situasi ekonomi yang sulit.

"Efesiensi anggaran memang bagus tapi jangan yang berdampak terhadap semakin sulitnya perekonomian masyarakat termasuk masyarakat kecil seperti para karyawan hotel dan restoran. Terlebih pemerintah pusat sendiri tak memberikan contoh dengan begitu gemuknya susunan kabinet yang sudah jelas merupakan penghamburan anggaran", katanya.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.