Beranda Garut Perkuat Mitigasi Bencana Lewat Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami BMKG

Garut Perkuat Mitigasi Bencana Lewat Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami BMKG

Oleh, Redaksi
5 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Pembukaan kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) & Tsunami di Aula Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, pada Rabu (1/10/2025). ‎(Foto: Muhamad Azi Zulhakim/ Ridwan Nur Faozan/ Diskominfo Kab. Garut)

SuaraGarut.id – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, meresmikan pembukaan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) dan Tsunami di Aula Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Rabu (1/10/2025). Program yang diselenggarakan oleh BMKG ini menandai langkah nyata memperkuat budaya kesiapsiagaan dan mitigasi di wilayah rawan bencana.

Bupati Garut menekankan pentingnya kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat.
"Garut itu termasuk daerah yang memiliki potensi gempa tektoniknya tinggi termasuk juga vulkanologi. Sehingga menurut saya ini adalah suatu upaya untuk mitigasi, jadi masyarakat diajak oleh kita untuk aware, peduli," ujarnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Garut berkomitmen menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam setiap kegiatan agar masyarakat terbiasa bersikap waspada.
"Itu untuk membiasakan diri kita itu harus waspada, sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kita sudah tahu apa yang harus kita kerjakan," tambahnya.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, mengungkapkan kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan 10 tahun program SLG di Jawa Barat.
"Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, BMKG sejak tahun 2015 menyelenggarakan program Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami di wilayah Jawa Barat. Perjalanan 10 tahun SLG yang luar biasa dan sudah 10 kali di Jawa Barat," ujarnya.

SLG kali ini diikuti 55 peserta dari berbagai unsur masyarakat dan pemangku kepentingan.

Apresiasi juga datang dari Anggota Komisi V DPR RI, Ade Ginanjar, yang menilai konsistensi BMKG penting untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan.
"Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami," tuturnya.

Ia mengingatkan kembali tragedi gempa Kertasari, Bandung (18 September 2024), serta tsunami Pangandaran 2006 yang menelan banyak korban, termasuk di pesisir Garut selatan.
"Peristiwa ini adalah pelajaran pahit sekaligus peringatan bahwa kesiapsiagaan tidak bisa ditunda," tegasnya.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Nelly Florida Riama, menambahkan bahwa Indonesia, khususnya Garut, memang rawan gempa bumi dan tsunami. Ia menyampaikan adanya kemajuan sistem peringatan dini.
"Untuk gempa yang kemarin kita berhasil mendeteksi ketika kita berada di Kabupaten Garut ini, kita berhasil mendeteksi 6 detik sebelum getarannya sampai di Garut," ungkapnya.

Nelly juga membagikan pengalamannya saat simulasi kebencanaan di SMPN 2 Tarogong Kaler.
"Anak-anak ini adalah masyarakat yang paling rentan terhadap kebencanaan. Kalau mereka tidak tahu harus ngapain padahal gempanya terjadi ketika mereka sedang belajar, nah itu yang kita jangan sampai kita tidak mempersiapkan mereka," pungkasnya.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.