Jelang Musim Kemarau, Pemda Garut Imbau Petani Hemat Air dan Pelihara Jaringan Irigasi
SuaraGarut.id - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, melakukan pengecekan lahan sawah di empat kecamatan di wilayah Garut Selatan.
Haeruman mengimbau para petani untuk menanam varietas tahan kekeringan, menerapkan budidaya hemat air, serta memelihara dan membersihkan jaringan irigasi.
"Mengidentifikasi sumber-sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan dan melakukan sanitasi lahan untuk meminimalisasi perkembangan hama," ucapnya.
Untuk perlindungan petani, Dinas Pertanian menyediakan dua jenis asuransi bagi petani di Kabupaten Garut, yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan asuransi khusus untuk petani atau buruh tani yang bisa diakses atau dimanfaatkan oleh para petani, namun dengan jumlah yang terbatas.
"Asuransi Usaha Tani Padi bisa diakses oleh petani dengan syarat mendaftarkan pertanaman padi nya di usia tanaman dua minggu hingga satu bulan. Bila gagal panen, Satu hektar mendapat Rp6 juta," jelas Haeruman.
Sedangkan asuransi mikro perlindungan petani dialokasikan bagi 1.000 petani di 42 kecamatan, yang dapat diklaim hingga Rp5 juta jika mengalami kecelakaan kerja.
"Kalau misalnya sakit dirawat, rawat inap itu per hari dibayar 100 ribu," tambahnya.
Para petani yang ingin mengklaim asuransi usaha tani padi (AUTP) tersebut harus memenuhi syarat ketentuan yang ada, di antaranya yaitu tanaman padinya mengalami gagal panen akibat banjir, kekeringan atau OPT dengan presentase intensitas kerusakan lebih dari 75%.
Pendaftaran AUTP usia tanaman yang baru berumur dua minggu hingga satu bulan.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan Swasembada Pangan di Kabupaten Garut dapat terwujud, sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat.
"Kebayang kalau bisa dihitung, misal kita punya lahan sebanyak yang dikategorikan sawah guluduk 10.301 hektar, perhektarnya 6 ton (6.000 kg), jadi kami punya cadangan pangan 61.806.000, secara langsung ataupun tidak langsung ini akan meningkatkan tingkat kesejahteraan para petani," pungkasnya.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.