Tiga Tewas dalam Insiden Kericuhan Makan Gratis Pernikahan Anak Gubernur Jabar, Berikut Identitas Korban
SuaraGarut.id – Kegembiraan pesta rakyat yang digelar dalam rangka pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, dengan Maula Akbar Putra—putra dari Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi—berubah menjadi duka mendalam. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka akibat kericuhan saat acara makan gratis di Alun-alun Garut, Jumat siang, 18 Juli 2025.
Acara tersebut awalnya dirancang sebagai bentuk syukuran terbuka untuk masyarakat, dengan ribuan warga memadati Lapangan Oto Iskandar Dinata sejak siang hari. Namun, saat gerbang utama dibuka sekitar pukul 13.00 WIB, massa langsung menyerbu masuk, memicu desak-desakan hebat.
Akibat kepadatan yang tak terkendali, sejumlah warga terjatuh dan terinjak. Tiga orang tewas di tempat, sementara 23 lainnya mengalami luka ringan hingga sedang dan harus mendapat penanganan medis.
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, dalam konferensi pers Jumat malam mengonfirmasi jumlah korban. “Laporan Dinas Kesehatan mencatat 26 korban. Tiga meninggal dunia, sementara sisanya mengalami sesak napas, pingsan, atau cedera ringan,” jelasnya.
Identitas korban meninggal dunia adalah:
-
Vania Aprilia (8), warga Kampung Sindang Heula, Kelurahan Sukamentri, Garut Kota.
-
Dewi Jubaedah (61), warga Perum Bumi Citra Regency, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukawening.
-
Bripka Cecep Saeful Bahri (39), anggota Polri dari Polsek Karangpawitan, yang gugur saat mengamankan lokasi.
Dua korban sempat dilarikan ke RSU dr. Slamet Garut, sementara Bripka Cecep meninggal dunia di lokasi akibat terjatuh saat bertugas.
Insiden ini memicu keprihatinan luas. Pemerintah Kabupaten Garut bersama aparat kepolisian saat ini tengah melakukan evaluasi menyeluruh terkait manajemen acara dan sistem pengendalian massa.
Banyak pihak menyoroti kurangnya pengaturan teknis, terutama dalam hal pembatasan akses dan pengawasan jumlah pengunjung. Masyarakat berharap tragedi ini menjadi pelajaran penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan, terutama dalam acara berskala besar yang melibatkan ribuan orang.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.