Beranda Keracunan Massal di Kadungora Masuk Status KLB, Seluruh Biaya Ditanggung BTT

Keracunan Massal di Kadungora Masuk Status KLB, Seluruh Biaya Ditanggung BTT

Oleh, Redaksi
4 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, meninjau kondisi terkini penyintas keracunan makanan di Puskesmas Kadungora, Puskesmas Leles, dan RSUD dr. Slamet Kabupaten Garut, Selasa malam (30/9/2025). (Foto: Moch Ahdiansyah/Diskominfo Kab. Garut)

SuaraGarut.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan kasus keracunan massal di Kecamatan Kadungora sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan ini diumumkan langsung oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, setelah meninjau kondisi terkini para penyintas di Puskesmas Kadungora, Selasa malam (30/9/2025).

Keputusan tersebut diambil usai rapat darurat bersama Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Dinas terkait, dan pejabat tinggi pratama Pemkab Garut.

"Barusan kami melaksanakan rapat dengan Pak Sekda, dengan Bu Kadis, dan juga beberapa pejabat tinggi Pratama. Intinya adalah bahwa kita menegaskan kembali, bahwa karena kondisinya tadi sudah perlu penanganan khusus maka kita nyatakan sebagai KLB," tegas Bupati Syakur.

Dengan status KLB, Pemkab Garut memastikan seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung penuh.
"Berarti kemungkinan semua pembiayaan itu akan kita cover melalui BTT (Belanja Tidak Terduga)," ujarnya.

Bupati juga menginstruksikan langkah penanganan darurat, termasuk memanggil para kepala desa untuk melakukan penyisiran di wilayah masing-masing, guna menemukan warga yang bergejala agar segera dijemput puskesmas.

"Jadi jangan sampai kemudian dianggap tidak apa-apa lah, dianggap jauh lah, takut ada biaya lah, sehingga mereka tidak segera ditangani dengan baik," jelasnya.

Hingga Selasa malam, Dinas Kesehatan Garut mencatat total 131 orang menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Leles. Dari jumlah tersebut, tiga pasien dirujuk ke rumah sakit karena membutuhkan perawatan intensif, termasuk seorang balita.

Terkait sumber keracunan, Bupati Syakur menyebut pihaknya masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut. Namun, Pemkab telah menutup sementara dapur yang diduga menjadi sumber penyebab.

"Ya kita tutup, karena memang sudah jelas ini sudah ada korban yang relatif banyak," katanya.

Meski begitu, ia memastikan kondisi penanganan medis saat ini terkendali dan sejumlah pasien mulai menunjukkan perbaikan.

"Kita lihat beberapa orang sudah kelihatan wajahnya sudah mulai cerah, tapi tetep kita lakukan monitoring sampai 8 jam. Mungkin tengah malem, dan saya berharap mereka itu bisa kembali ke rumahnya masing-masing. Dan tadi saya lihat beberapa tadi sudah senyum, dan tadi gejala-gejala seperti BAB-nya sudah mulai kurang," tutupnya.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.