Longsor Renggut Nyawa Penambang Pasir di Lereng Gunung Guntur, Polisi Selidiki Legalitas Tambang
SuaraGarut.id — Seorang penambang pasir bernama Hendi Suhendi (53) meninggal dunia setelah tertimbun longsoran material batu dan pasir saat bekerja di kawasan kaki Gunung Guntur, Kabupaten Garut. Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin pagi di lokasi penambangan Blok Seureuh Jawa, Kelurahan Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Garut, AKP Joko Prihatin, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebutkan bahwa longsoran terjadi saat korban tengah mengisi muatan ke dalam truk dump. “Memang benar adanya kejadian longsor di tempat galian pasir dan menyebabkan satu orang meninggal dunia," ujarnya.
Menurut keterangan Joko, peristiwa berlangsung cepat sekitar pukul 11.00 WIB. Dari atas tebing galian, sebuah batu besar disertai longsoran pasir tiba-tiba meluncur deras dan menimpa korban beserta kendaraan yang sedang diisi. Beberapa rekan korban yang berada di lokasi sempat memperingatkan, namun Hendi tidak sempat menyelamatkan diri.
“Korban tertimbun bersama truk yang ia isi. Evakuasi dilakukan beberapa jam kemudian oleh petugas gabungan dan warga, sebelum jasad korban dibawa ke RSUD dr Slamet Garut,” lanjut Joko.
Polisi kini masih menyelidiki apakah lokasi penambangan tersebut memiliki izin resmi atau tergolong tambang ilegal. Pihak kepolisian juga belum mengungkap siapa pengelola yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para pekerja di area tersebut.
Peristiwa ini kembali memunculkan sorotan terhadap keselamatan kerja di lokasi tambang rakyat. Kawasan kaki Gunung Guntur memang telah lama dikenal sebagai daerah rawan longsor, terlebih saat musim peralihan dan cuaca ekstrem. Aktivitas penambangan yang tidak diawasi ketat ditengarai memperparah kondisi lingkungan dan memicu bencana.
Sebagai catatan, Blok Seureuh Jawa sebelumnya pernah ditutup untuk aktivitas tambang. Penutupan itu dilakukan oleh mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mizwar, karena kekhawatiran akan tingginya risiko bencana akibat eksploitasi berlebihan.
Pasca kejadian, aktivitas penambangan di lokasi tersebut dilaporkan dihentikan sementara. Aparat masih menyisir lokasi untuk memastikan tidak ada korban tambahan dan mengumpulkan keterangan saksi terkait kronologi kejadian.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.