Menggali Cerita Sulitnya Akses Kesehatan dan Pendidikan di Pedalaman Maroko Garut, Anan Surya Sabet Anugerah KPI 2024
"Saya nemu VT di media sosial yang menunjukan aksi 2 bidan, keren banget pake motor trail buat ke pelosok-pelosok desa. Awalnya saya DM di akun media sosialnya, cuma agak lama belum ada respons, ya mungkin karena masalah signal ya,"
SuaraGarut.id - Anan Surya tak pernah benar-benar menyangka, kisah perjuangan bidan desa dari Puskesmas Maroko di Garut Selatan yang ia liput, bisa mengantarkannya menjadi penerima Anugerah KPI 2024.
Jurnalis TV kelahiran 16 Mei 1991 ini berkisah, rasa simpati yang ia dapat kala melihat video perjuangan bidan desa yang harus membelah jalanan terjal di kawasan Maroko, menggerakkan hatinya untuk mencuplik kisah bidan desa dalam bingkai karya.
Anan mengaku miris, melihat masih banyak daerah di pulau jawa dengan akses yang sulit dilalui. Meski tak tergolong kawasan 3T, namun kondisi pembangunan desa Maroko masih tertinggal jika dibandingkan dengan kawasan lain di pulau Jawa.
Akses yang sulit ini, membuat warga yang sakit harus digotong menggunakan tandu hingga mencapai kawasan yang bisa dilalui ambulance. Di tengah krisis akses ini, muncul dua sosok bidan desa yang melakukan aksi heroik, menerjang jalanan rusak di kawasan Maroko menggunakan motor, demi bisa mendekatkan fasilitas kesehatan bagi warga di desa Maroko.
"Saya nemu VT di media sosial yang menunjukan aksi 2 bidan, keren banget pake motor trail buat ke pelosok-pelosok desa. Awalnya saya DM di akun media sosialnya, cuma agak lama belum ada respons, ya mungkin karena masalah signal ya", ucap Anan kepada Pikiran Rakyat.
Beruntung, usai mempresentasikan temuan kisah bidan Desa Maroko, redaksi NET TV setuju untuk mengangkat kisah baik ini, dan Anan bisa melanjutkan aksinya dalam meliput perjuangan bidan Dewi Susmayanti.
Menerjang Jalanan Terjal Demi Kesehatan Warga Desa
Dalam kisah yang Anan kemas dalam liputan bertajuk Fakta Baik ini, sosok bidan Dewi Susmayanti menjadi tokoh utama. Bidan desa yang sudah mengabdi belasan tahun di Desa Maroko ini, seolah tak kenal waktu, siang malam menerjang medan terjal untuk memberikan pertolongan bagi warga yang membutuhkan.
Bidan Dewi Berkisah, dirinya harus memaksakan diri bisa membawa motor dalam medan terjal, agar bisa optimal dalam membantu para pasien, terutama pasien anak dengan stunting.
Atas aksi baiknya, beberapa kawasan alami penurunan anak dengan stunting, seperti yang terjadi di kampung Cicarulang.
Anan menambahkan, masih banyak daerah rentan di Indonesia yang harus tetap mendapatkan perhatian. Setidaknya, dengan mengemas cerita baik di balik perjuangan besar para profesional dari pedesaan, bisa menjadi literasi yang mengedukasi dan menginspirasi.
"Bagi saya, masyarakat di pedesaan yang memberikan dampak besar bagi lingkungan, harus bisa kita apresiasi. Tapi yang bisa saya lakukan baru dengan cara seperti ini, menceritakan aksi aksi baik mereka, " ujar Anan.
Tantangan Dalam Liputan
Siapa sangka, dalam momentum kala pria yang kini berkarir sebagai produser di MNC Group ini melakukan peliputan, berbarengan dengan bencana puting beliung di Rancaekek, yang juga merusak rumah orang tua nya.
"Waktu liputan bidan Desa Maroko sebenernya pikiran lagi campur aduk juga, soalnya rumah orangtua kena puting beliung, kamar lantai 2 rusak parah" Ujar Anan.
Dalam melakukan peliputan, Anan juga merasa bersyukur didampingi tim yang solid.
"Ada cerita lucu juga sih, jadi dalam liputan Fakta Baik, timnya memang kecil, hanya saya sebagai reporter, dan kameramen saya saja, plus driver yang secara khusus saya minta yang masih muda. jadi VJ saya namanya Agung Maulana, untung banget dia berbakat, operasi ini dua kamera, drone, go pro, direct visual sendirian.. dia bahkan sampe gantiin driver yang kelelahan pas liputan. Waktu itu kita baru beres liputan dari Maroko dan lanjut ke Malangbong, karena itinerary cukup padat, jadi mau gak mau kita harus sampe di Malangbong buat liputan episode lain, waktu itu kita lanjut liputan petani millenial" kenang Anan.
Sosok-sosok baik dari Garut yang Anan Surya dan Agung Maulana liput, rupa-rupanya berhasil menorehkan prestasi, dari masuk nominasi hingga berhasil raih penghargaan bergengsi.
Kisah Petani Millenial dari Malangbong Garut, berhasil masuk dalam nominasi penghargaan Forum Diskusi Wartawan Bandung dan Bank Indonesia. Tak sampai situ, kisah bidan Dewi Susmayanti dari Maroko juga berhasil sabet penghargaan Anugerah KPI 2024, mengalahkan nominasi lain.
"Enggak pernah nyangka bisa masuk nominasi, apalagi sampe menang. Tapi alhamdulillah bersyukur banget, meski sudah bukan menjadi bagian dari NET TV, tapi karya yang pernah saya buat masih bisa mencetak prestasi. Ya, tentunya penghargaan ini secara khusus saya dedikasikan untuk orang-orang baik yang masih istiqomah memberikan dampak bermanfaat bagi masyarakat sekitar, " tutupnya.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.