Beranda Pasca Longsor Peundeuy Aparat Buka Jaluar Alternatif Guna Buka Jalan Warga

Pasca Longsor Peundeuy Aparat Buka Jaluar Alternatif Guna Buka Jalan Warga

Oleh, Redaksi
1 bulan yang lalu - waktu baca 2 menit
Aparat buka jalan pasca longsor (antara)

SuaraGarut.id - Polisi menyampaikan jalur alternatif untuk menghindari tanah longsor yang memutus badan jalan di Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut Jawa Barat sudah dibuka untuk akses sementara masyarakat berjalan kaki maupun kendaraan sepeda motor sehingga bisa melakukan aktivitas.

"Sekarang sudah bisa dibuka jalur alternatif, bisa untuk pejalan kaki dan sepeda motor, kalau sebelumnya selama dua hari itu tidak bisa dilewati," kata Kepala Polsek Singajaya AKP Anas Nasrudin di Garut, seperti dikutip dari Antara, Kamis.

Ia menjelaskan, jalur utama yang menghubungkan Kecamatan Peundeuy dengan Kecamatan Cibalong itu tidak bisa dilewati kendaraan bermotor maupun pejalan kaki akibat tanah tebing tergerus dan longsor di Desa Toblong Kecamatan Peundeuy Rabu (11/9).

Akibat longsor itu, katanya, masyarakat dari Peundeuy yang akan menuju Cibalong maupun sebaliknya tidak bisa melewati jalan utama tersebut, sehingga unsur forum komunikasi kecamatan dan pemerintah daerah melakukan upaya untuk membuka jalur alternatif agar masyarakat bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

"Jadi hasil pembahasan itu membuat jalur alternatif, yang pertama itu untuk membuat jalan alternatif sepanjang 380 meter," katanya.

Ia menyampaikan pula bahwa sebelum membuka jalan alternatif direncanakan akan membuat jembatan bailey di lokasi longsor, namun berdasarkan kajian pemerintah pusat tidak direkomendasikan karena memiliki risiko tinggi.

Akhirnya, kata Anas, solusi alternatif sambil menunggu perbaikan jalan utama dibuatkan dulu jalan alternatif agar bisa dilintasi kendaraan bermotor dengan lebar sekitar empat meter dan panjang 380 meter.

"Dibuatkan jalan alternatif lebar empat meter supaya bisa dilalui oleh kendaraan roda empat dengan biaya estimasinya yang pertama Rp400 juta, kemudian yang keduanya biaya dua kali lipat jadi Rp800 juta, untuk sementara hasil informasi seperti itu," katanya.

Ia menyebutkan, jalan alternatif yang digunakan itu sebagian merupakan jalan lama bekas perusahaan yang tidak dipakai, dan sebagian besar lainnya merupakan lahan yang kondisinya tanah perkebunan.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.