Belum Dilantik Donald Trump Diterpa Isu Miring, Kasus Uang Suap Hingga Dokumen Rahasia Muncul ke Publik
SuaraGarut.id - Sebulan lagi, Amerika Serikat akan punya presiden baru (yang terpilih lagi): Donald Trump.
Sama seperti di Indonesia, gegap gempita pemilu Amerika terasa berbulan-bulan sebelum hari-H pada 5 November lalu.
Trump, dari Partai Republik, mulanya didera sejumlah kasus hukum terkait uang suap hingga dokumen rahasia.
Ia, sebelumnya, juga terkucilkan setelah tak terima kalah pada pemilu 2020 melawan Joe Biden.
Hal itu tak menyurutkan Presiden ke-45 AS tersebut untuk mencalonkan diri kembali secara resmi pada Juli, meski beberapa hari sebelumnya hampir tewas ditembak saat kampanye.
Dinamika pemilu AS kembali bergulir setelah Biden — yang sebelumnya dipastikan mengantongi tiket capres Partai Demokrat — memutuskan mundur usai performa debatnya dengan Trump dinilai buruk oleh sejumlah elit partainya.
Ia lalu mendukung wakilnya, Kamala Harris, untuk maju "nyapres" meski pilpres saat itu tinggal tiga bulan lagi.
Keduanya lalu keliling berkampanye, berusaha merebut hati rakyat di negara-negara bagian kompetitif alias "swing states" yang menjadi penentu.
Trump kokoh dengan retorikanya soal ekonomi, imigran, hingga isu kelas menengah, disokong cukong seperti Elon Musk.
Harris teguh dengan janji kebebasan, demokrasi, hingga isu perempuan, ditunjang dukungan musisi seperti Taylor Swift.
Hasil survei yang mengambang nyatanya tak mencerminkan hasil suara rakyat Paman Sam: Donald Trump menang dengan menyabet semua "swing states" dan selisih sekitar dua juta suara nasional.
Trump mengklaim kemenangan lebih awal, sementara Harris menyatakan legawa setelah hasil terlihat pasti.
Publik AS pun kini menunggu pelantikan Trump pada 20 Januari, sambil disuguhi nama-nama kabinet yang sedang Trump rancang.
Sumber: voaindonesia.com
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.