BPBD Garut Rekomendasikan Relokasi Warga Caringin akibat Pergerakan Tanah yang Kian Meluas
SuaraGarut.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menyatakan sejumlah rumah di Desa/Kecamatan Caringin harus direlokasi setelah terjadi pergerakan tanah yang mengancam keselamatan warga. Pergerakan tanah dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Pelaksana BPBD Garut, Aah Anwar Saefulloh, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan asesmen menyeluruh di Kampung Pasantren, lokasi yang terdampak paling parah. Berdasarkan hasil kajian awal, kondisi tanah dinilai sudah tidak stabil sehingga relokasi menjadi upaya yang harus segera dilakukan.
“Jika warga tetap tinggal di rumahnya yang sudah terdampak, maka hal itu rawan terhadap keselamatan mereka. Oleh karenanya ada sejumlah warga yang harus direlokasi ke tempat lain yang lebih aman,” ujar Aah, Rabu, 26 November 2025.
Aah menjelaskan bahwa Dinas Perkim masih melakukan inventarisasi untuk memastikan jumlah rumah yang harus direlokasi. Kondisi tanah yang terus mengalami penurunan dan pergeseran membuat beberapa rumah berada dalam situasi rawan bencana, sehingga penanganan perlu dilakukan dengan cepat.
Untuk langkah awal, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI, dan pemerintah desa telah diturunkan ke lokasi guna membantu warga serta melakukan pendataan dan pengamanan area terdampak.
“Sudah dilakukan kajian, dalam proses relokasi karena memang harus direlokasi,” ujarnya.
Relokasi warga kini menjadi prioritas utama. BPBD bersama instansi terkait tengah menyiapkan tempat yang aman sebagai lokasi pemindahan warga, guna mencegah risiko yang lebih besar apabila hujan deras masih terjadi di wilayah Caringin.
Sementara itu, Kapolsek Caringin, Ipda Indra Koncara, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung di lokasi bencana untuk memastikan keamanan warga. Patroli dan pemantauan rutin dilakukan guna mengantisipasi potensi pergerakan tanah lanjutan.
Indra menyebutkan bahwa pergerakan tanah terbaru terjadi pada Selasa (25/11) siang dan menyebabkan satu rumah panggung yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya ambruk. Kejadian ini semakin menegaskan bahwa kawasan tersebut tidak lagi layak dihuni tanpa penanganan khusus.
“Bahaya tanah bergerak kini mengancam area seluas sekitar 5 hektare. Satu rumah warga ambruk dan delapan rumah lainnya mengalami kerusakan ringan hingga sedang, dan seluruhnya direkomendasikan untuk dikosongkan sementara sambil menunggu keputusan resmi relokasi dari pemerintah,” ucapnya.
Dengan kondisi tanah yang masih labil, Indra mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat potensi pergerakan tanah akan terus meningkat selama musim hujan berlangsung.***
Sumber Kabar Garut
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.