Beranda Da'i Cinta Ingatkan KDM: Evaluasi Diri atas Tragedi Pesta Makan Gratis

Da'i Cinta Ingatkan KDM: Evaluasi Diri atas Tragedi Pesta Makan Gratis

Oleh, Redaksi
4 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Ustad Deden Nurul Hakim

Deden “Da'i Cinta” Ajak KDM Lakukan Evaluasi Usai Tragedi Pesta Makan Gratis

SuaraGarut.id – Tragedi yang terjadi dalam acara Pesta Rakyat Makan Gratis, bagian dari rangkaian pernikahan putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menjadi perhatian berbagai kalangan. Peristiwa yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia ini dinilai harus menjadi bahan evaluasi dan introspeksi.

Ustad Deden Nurul Hakim, tokoh agama asal Garut yang akrab disapa Da’i Cinta menyampaikan pandangannya kepada awak media di Garut, Sabtu (19/7/2025). Ia menilai penting bagi KDM untuk menjadikan kejadian ini sebagai momentum refleksi, baik secara pribadi maupun dalam konteks kepemimpinan.

“Ini jangan dilihat sebagai musibah biasa. Ini acara besar yang penyelenggaranya melibatkan pemimpin Jawa Barat, KDM. Sebagai pemimpin KDM harusnya lebih antisipastif dengan melibatkan tangan-tangan trampil, terlatih yang mengerti psikologi rakyat,” ujarnya.

Menurut Deden, antusiasme masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat gratis seharusnya menjadi perhatian sejak awal. Ia menyayangkan kurangnya antisipasi terhadap potensi membludaknya massa dalam acara tersebut.

“Hari ini, rakyat dimanapun sedang merindukan semua hal yang berbau gratis. Termasuk pesta makan gratis, yang seharusnya KDM paham, bahwa acara seperti itu pasti akan diserbu massa,” tambahnya.

Meski demikian, Deden memberikan apresiasi atas langkah cepat KDM yang menyampaikan permohonan maaf dan bantuan kepada para korban. Ia hanya menyarankan agar penyampaian itu dilakukan langsung, bukan melalui perwakilan.

“Khusus kasus bantuan KDM yang kalau tak salah sekitar 100 sampai 150 juta rupiah, usul saya kepada KDM agar tidak dijadikan bahan konten. Soalnya bisa mengundang potensi antipati publik kepada nya, ditengah mayoritas publik sedang senang-senangnya kepada KDM,” ujarnya.

Deden juga menanggapi pernyataan KDM yang menyebut dirinya tidak mengetahui soal rencana acara tersebut dan menyayangkan adanya kesan menyalahkan sang anak.

“Itu kan pernyataan KDM yang tidak perlu. Bahkan menjadi kontraproduktif dengan mengorbankan anaknya yang disalahkan. Ini tidak elok, tidak bijak dan tidak tepat. Sudah benar KDM meminta maaf, tanpa harus mengorbankan anaknya yang salah,” tegasnya.

Sebagai penutup, Deden mengajak semua pihak untuk mengambil pelajaran dari kejadian ini. Ia menyarankan agar ke depan, acara-acara besar yang melibatkan masyarakat luas dilengkapi dengan pendekatan spiritual dan sosial yang lebih kuat.

“Mungkin akan lain ceritanya jika usai resepsi pernikahan itu, KDM menggelar acara Doa Bersama yang melibatkan warga dan para tokoh agama setempat,” pungkasnya.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.