Densus 88 Geledah Rumah di Garut, Warga Ungkap Perilaku Remaja Dinilai Janggal
SuaraGarut.id - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggeledahan sebuah rumah di wilayah Kabupaten Garut yang diduga terkait paparan paham radikal. Tindakan tersebut menarik perhatian warga setempat karena aktivitas penghuni rumah dinilai tidak lazim.
Berdasarkan keterangan warga, penggeledahan berlangsung pada Selasa malam (23/12) sejak pukul 20.00 WIB hingga sekitar pukul 23.00 WIB. Aparat terlihat melakukan pemeriksaan intensif di lokasi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Joko Prihatin, membenarkan adanya penggeledahan tersebut saat dikonfirmasi Rabu (24/12) pagi. Ia menegaskan bahwa keterlibatan Polres Garut sebatas membantu kegiatan yang dilakukan Densus 88.
“Kami hanya melakukan pendampingan,” kata Joko singkat.
Informasi yang beredar di tengah masyarakat menyebutkan, penggeledahan tersebut berkaitan dengan dugaan keterlibatan seorang anak di bawah umur yang diduga terpapar paham radikal dan menyimpang. Namun demikian, pihak kepolisian belum menyampaikan penjelasan rinci terkait temuan maupun barang-barang yang diamankan dari lokasi.
Joko menegaskan bahwa seluruh informasi teknis dan detail perkara sepenuhnya menjadi kewenangan Densus 88. “Itu ranahnya Densus 88. Kami hanya melakukan back-up,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang warga memberikan kesaksian mengenai perilaku terduga yang dinilai tidak wajar dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebutkan bahwa aktivitas terduga kerap menimbulkan keresahan.
“Kucing saja sampai dibunuh, kan aneh,” ujarnya.
Warga tersebut juga menuturkan bahwa terduga sering menggunakan kata-kata kasar saat berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, termasuk kepada orang yang lebih tua.
“Kalau ngobrol sama yang lebih tua juga (bahasanya) kasar, perilakunya juga aneh. Tapi dia pinter, kalau ngomong bahasa inggris wajar, tapi dia juga bisa komunikasi pakai bahasa jerman,” ucapnya.
Menurut warga, aktivitas terduga kerap tidak masuk akal, baik pada hari sekolah maupun saat libur. Terduga disebut sering berada di luar rumah hingga dini hari, bahkan telah mengenakan seragam sekolah sejak waktu subuh.
“Kalau lagi libur sekolah, suka disini seharian dari jam 2 siang, pulangnya jam 3 pagi. Terus kalau lagi sekolah, dari jam 3 subuh sudah pakai seragam terus keluar, diem disini, aneh,” katanya.
Selain itu, warga mengaku pernah melihat terduga melakukan aktivitas yang dinilai mencurigakan dan tidak lazim.
“Terus pernah bikin rakitan, kalau dilihat kaya rakitan bom, tapi dia bilang ini mah rakitan jam bukan (rakitan) bom,” pungkasnya.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.