Ekspor Tiongkok ke Asia Tenggara Melonjak, Hindari Tekanan Tarif dari Amerika Serikat
SuaraGarut.id - Ekspor Tiongkok ke negara-negara Asia Tenggara mengalami lonjakan tajam selama lima bulan pertama tahun 2025. Peningkatan ini terjadi sebagai respons terhadap tingginya tekanan tarif dari Amerika Serikat, menurut laporan South China Morning Post pada Rabu, 11 Juni 2025.
Data terbaru menunjukkan bahwa ekspor Tiongkok ke Vietnam meningkat sebesar 18,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pengiriman ke Thailand tumbuh 20,9 persen, dan ke Indonesia naik 16,8 persen. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekspor global Tiongkok hanya sekitar 6 persen.
Para analis menilai kawasan Asia Tenggara kini menjadi pasar utama alternatif bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk menghindari beban tarif tinggi dari AS. Banyak produsen mulai mengalihkan pengiriman ke kawasan ini untuk dipasarkan secara lokal atau diekspor kembali ke Barat, termasuk ke Amerika Serikat.
Zhao Xijun, profesor dari Universitas Renmin di Beijing, menyebut bahwa hubungan perdagangan dan investasi antara Tiongkok dan ASEAN semakin menguat. Menurutnya, negara-negara seperti Vietnam dan Thailand menjadi basis industri strategis karena banyak pabrik hasil investasi Tiongkok beroperasi di sana untuk memproduksi barang seperti ponsel dan kendaraan bermotor.
Agar tidak terkena tarif tinggi AS, barang-barang asal Tiongkok kerap diproses lebih lanjut di negara-negara ASEAN sehingga dapat diklaim sebagai produk lokal. Strategi ini juga diterapkan di Indonesia, yang kini menjadi salah satu mitra penting dalam rantai pasok regional.
Ekonom Rajiv Biswas dari Asia-Pacific Economics menjelaskan bahwa ekspor Tiongkok ke Indonesia mencakup barang setengah jadi seperti suku cadang untuk ponsel dan otomotif. Selain itu, juga terdapat pengiriman produk jadi seperti alat transportasi dan mesin.
Strategi diversifikasi ekspor ini menunjukkan bagaimana Tiongkok menyesuaikan arah perdagangan internasionalnya demi mempertahankan pertumbuhan di tengah ketegangan dagang global.
Sumber RRI
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.