Beranda Fatayat NU Garut Rumuskan Tiga Strategi Peningkatan IPM dalam Konfercab XI

Fatayat NU Garut Rumuskan Tiga Strategi Peningkatan IPM dalam Konfercab XI

Oleh, Redaksi
10 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Konfercab XI Fatayat NU Garut/ist

SuaraGarut.id – Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Garut, Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (PC Fatayat NU) Garut menyampaikan tiga rekomendasi strategis melalui forum Konferensi Cabang (Konfercab) XI, yang diselenggarakan pada Minggu, 22 Juni 2025. Ketiga rekomendasi ini difokuskan pada penguatan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan kultural, sekaligus sebagai kontribusi nyata dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Garut yang masih membutuhkan perhatian serius, khususnya dalam aspek pendidikan dan kesehatan.

Ketua Komisi Rekomendasi Konfercab XI, Chotijah Fanaqi, menegaskan bahwa ketiga rekomendasi ini merupakan hasil refleksi mendalam atas persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak, serta pentingnya pendekatan keislaman, keperempuanan, dan kebangsaan dalam menciptakan perubahan.

Tiga Rekomendasi Strategis

  1. Akses Ekonomi Inklusif bagi Perempuan melalui UMKM dan Pelatihan Wirausaha

    Fatayat NU Garut menekankan pentingnya dukungan kebijakan yang ramah terhadap perempuan pelaku usaha mikro. Organisasi ini mendorong fasilitasi akses permodalan, pelatihan kewirausahaan, serta pembangunan ekosistem bisnis yang responsif gender. Strategi ini diharapkan mampu memperkuat kemandirian keluarga dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal—kontribusi nyata dalam dimensi pendapatan yang menjadi komponen IPM.

  2. Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak, Stunting, dan Penyakit Tidak Menular

    Melalui pendekatan komprehensif, Fatayat mendorong penguatan sistem perlindungan korban kekerasan, edukasi masyarakat, serta advokasi hukum. Selain itu, isu stunting yang masih menjadi tantangan di wilayah Garut juga menjadi sorotan utama. Fatayat merekomendasikan peningkatan status gizi dan kesehatan ibu-anak, serta pencegahan penyakit tidak menular seperti kanker serviks dan diabetes melalui penyuluhan serta deteksi dini berbasis komunitas dan keluarga.

  3. Pencegahan Perkawinan Anak dan Penguatan Perempuan sebagai Agen Perdamaian

    Menyikapi tingginya angka perkawinan anak, Fatayat NU Garut mengusulkan pendekatan lintas sektor yang melibatkan pemerintah, lembaga pendidikan, dan tokoh agama. Kampanye kesadaran tentang dampak negatif perkawinan anak terhadap pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup akan diperluas melalui dakwah, pendidikan, dan program di tingkat komunitas. Fatayat juga menekankan peran perempuan dalam membangun ruang sosial yang damai, inklusif, dan adil.

Komitmen Berkelanjutan dan Kolaboratif

Fatayat NU Garut meyakini bahwa peningkatan IPM tidak cukup hanya melalui program struktural, tetapi juga membutuhkan pendekatan kultural dan komunitas yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Rekomendasi Konfercab ini diarahkan untuk menjadi bahan pertimbangan dan usulan kebijakan kepada pemerintah daerah, khususnya dalam hal edukasi tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, pencegahan perkawinan anak, serta penanganan stunting.

Kegiatan edukasi ini direncanakan akan dilaksanakan secara masif melalui sekolah, madrasah, pesantren, dan majelis taklim yang tersebar di seluruh Kabupaten Garut. Dengan demikian, pesan-pesan penting tersebut bisa menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat di berbagai lapisan.

"Kami percaya, ketika perempuan diberdayakan secara ekonomi, dilindungi secara sosial, dan diberi ruang untuk memimpin dalam keluarga dan masyarakat, maka kemajuan daerah bukan sekadar wacana, tetapi menjadi kenyataan yang dirasakan langsung,” ujar Chotijah Fanaqi, selaku pimpinan sidang Komisi Rekomendasi.

Fatayat NU Garut juga menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi lintas sektor, termasuk dengan pemerintah daerah, DPRD, lembaga sosial, dan mitra pembangunan lainnya. Harapannya, kebijakan yang lahir dari rekomendasi ini bisa menjadi kebijakan yang responsif sekaligus transformatif, menjawab tantangan pembangunan manusia secara berkelanjutan dan menyeluruh.***

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.