Tinjau Langsung Penanganan Sampah di Sucinaraja, Putri Karlina Dorong Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat
SuaraGarut.id - Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, meninjau langsung lokasi penanganan tumpukan sampah yang sempat viral di media sosial, tepatnya di belakang SMA 26 Garut, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Sucinaraja, beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungannya, Wabup menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kecamatan Sucinaraja, Pemerintah Desa Tegalpanjang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut atas respons cepat mereka dalam menangani persoalan sampah tersebut.
"Saya komunikasi dengan Ibu Camat, komunikasi dengan Pak Kades, memang terjadilah istilahnya mah multifaktor ya, multifaktor yang menyebabkan orang-orang membuang sampah di dua tempat, satu di tanah desa, satu di tanah pribadi," ujar Wakil Bupati Garut.
Ia menjelaskan bahwa tumpukan sampah yang sempat meresahkan masyarakat kini telah diatasi melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk pengangkutan dengan alat berat serta gotong royong warga setempat dalam membersihkan sisa-sisa sampah.
Lebih lanjut, Putri Karlina mendorong adanya gerakan pengelolaan sampah yang dimulai dari tingkat desa. Ia menyatakan dukungannya terhadap rencana Kepala Desa Tegalpanjang untuk melibatkan masyarakat dalam proses pemilahan dan pengolahan sampah.
"Alhamdulilah Pak Kades sudah punya rencana berguyub dengan masyarakatnya untuk membuat pengolahan, pemilahan sampah sehingga tidak hanya dibuang sampah itu harus bisa menjadi nilai ekonomi," tuturnya.
Wabup juga menanggapi viralnya persoalan sampah tersebut di media sosial. Menurutnya, hal itu menjadi pemicu semangat bagi pemerintah untuk bergerak lebih cepat dan melibatkan banyak pihak.
"Ketika yang bergerak hanya sendiri itu berat. Jadi harus ada sebuah kejadian yang akhirnya menggerakkan banyak orang sehingga apa yang kita inginkan tercapai," ungkapnya.
Ia turut mengimbau masyarakat Garut agar lebih bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Ia mengingatkan bahwa permasalahan sampah memiliki dampak yang luas, termasuk potensi terjadinya bencana alam.
“Masyarakat sering komplain soal banjir, padahal sebagian besar banjir itu akibat ulah manusia. Jadi, ayo mulai dari sekarang lakukan pemilahan sampah dengan serius, jangan hanya jadi wacana,” tegasnya.
Sebagai contoh, Putri Karlina menyebut dirinya telah membiasakan pemilahan sampah di rumah, di mana sampah organik dimanfaatkan menjadi pupuk atau pakan maggot yang bernilai ekonomis.
Ia juga mengungkapkan bahwa Pemkab Garut memiliki anggaran khusus untuk penanganan sampah. Delapan desa yang dinilai menjadi sumber permasalahan atau memiliki potensi wisata akan menjadi prioritas dalam program penanganan tersebut.
"Kita inventarisir dan desa itu yang menjadi penyebab banjir, misalnya. Plus satu lagi yang punya potensi wisata, nah kalau punya potensi wisata kayak Sayangheulang, Santolo, itu jadi prioritas," pungkasnya.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.