TPPS Garut Gelar Rakor, Prevalensi Stunting Turun Drastis Jadi 14,2 Persen
SuaraGarut.id – Pemerintah Kabupaten Garut melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) di Aula Dinas PPKBPPPA pada Rabu, 18 Juni 2025. Rakor ini digelar untuk mengevaluasi kinerja TPPS serta menyusun langkah strategis menindaklanjuti capaian dan tantangan dalam penurunan stunting di Kabupaten Garut.
Kepala Dinas PPKBPPPA sekaligus Ketua Pelaksana Harian TPPS, Drs. H. Yayan Waryana, M.Si, membuka kegiatan sekaligus menyampaikan capaian penting yang berhasil diraih Kabupaten Garut.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Garut turun signifikan dari 24,1 persen menjadi 14,2 persen. Penurunan ini tercatat sebagai yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat.
“Ini adalah hasil kerja keras semua pihak. Penurunan hingga hampir 10 persen merupakan capaian luar biasa. Namun bukan berarti pekerjaan kita selesai. Justru ini menjadi titik tolak untuk memperkuat koordinasi, evaluasi, dan perencanaan strategis agar angka stunting bisa terus ditekan,” ujar Yayan dalam sambutannya.
Rakor dihadiri 39 peserta dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait serta mitra kerja TPPS, seperti Baznas, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), TP PKK, RSUD dr. Slamet, dan Universitas Garut (UNIGA).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari lintas sektor, yaitu:
-H. Agus Dinar Kabid Perencanaan Pemerintahan dan Masyarakat Bappeda
-H. Tri Cahyo, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
-Asep Jawahir, Kabid Lembaga Kemasyarakatan Desa DPMD
-Prof. Ikeu Kania, akademisi dari Universitas Garut (UNIGA)
Data Perjalanan Penurunan Stunting Kabupaten Garut (SSGI) – Pasca Perpres 72 Tahun 2021
2021: 35,2% (setelah terbitnya Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting)
2022: 23,6%
2023: 24,1%
2024: 14,2%
Penurunan tajam dari 24,1% ke 14,2% pada tahun 2024 disebut sebagai “angka mistis” adanya penurunan tajam hingga 9,9 persen.
Berbagai materi dibahas dalam rakor, antara lain:
* Capaian prevalensi stunting hasil SSGI 2024
* Evaluasi pengisian web Aksi Bangda Kemendagri untuk konvergensi program
* Revisi Surat Keputusan (SK) TPPS
* Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Stunting (RAD-PPS)
* Pemaparan hasil penelitian UNIGA terkait model penanganan stunting
* Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Hasil Rakor:
1. Prevalensi stunting di Garut kini 14,2 persen—turun signifikan dari 24,1 persen tahun sebelumnya.
2. Struktur kepengurusan TPPS periode 2025–2028 telah disepakati dan akan segera diproses menjadi SK Bupati.
3. Web Aksi Bangda Kemendagri versi 2025 mengalami perubahan dan kini mewajibkan input data hingga tingkat kecamatan.
4. Penyusunan RAD PPS direncanakan masuk dalam anggaran perubahan 2025, dengan tahapan dan kebutuhan yang harus mulai disiapkan dari sekarang.
5. Pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif melalui forum koordinasi maupun sinergi penganggaran.
Rekomendasi Tindak Lanjut (RTL):
* SK TPPS segera diproses oleh Bappeda dan diajukan melalui nota dinas ke Bupati.
* Penguatan informasi dan pendampingan pengisian web Aksi Bangda di tingkat kecamatan melalui metode daring maupun luring (PIC: Tapem, Bappeda, Dinkes, DPPKBPPPA).
* Target pengisian web Aksi Bangda ditetapkan rampung akhir Juni.
* Penyusunan laporan TPPS semester I dijadwalkan tuntas pada bulan Juli.
“Ke depan, kami ingin memastikan seluruh intervensi berjalan optimal hingga tingkat kecamatan dan desa. Karena kunci keberhasilan ada pada implementasi nyata di lapangan,” tegas Yayan menutup pertemuan.
Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting bagi Kabupaten Garut untuk menjaga tren positif penurunan stunting dan mewujudkan generasi sehat menyongsong Indonesia Emas 2045.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.