Sinergi DPRD dan DPR RI, Petani Garut Didorong Lebih Mandiri Lewat Koperasi
SuaraGarut.id – Dalam rangka kegiatan reses masa sidang tahun 2025, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Garut, H. S. Fahmi, melaksanakan dialog terbuka bersama para petani dan pelaku usaha sektor pertanian di Kebun Slekta Kampung Slekta Desa Sukawargi Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut . Acara tersebut turut dihadiri oleh anggota DPR RI, Imas Aan Ubudiah, yang memberikan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui penguatan akses permodalan dan kelembagaan koperasi.
Dalam kesempatan itu, H. S. Fahmi menegaskan bahwa sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Garut, sehingga perlu terus diperkuat, baik dari sisi produksi, pemasaran, maupun dukungan permodalan.
"Pertanian adalah denyut nadi ekonomi masyarakat Garut. Tapi kita tidak bisa menutup mata, banyak petani kita masih kesulitan dalam hal modal usaha dan akses pasar. Maka, koperasi seperti Koperasi Merah Putih harus menjadi solusi nyata untuk memperkuat ekonomi petani dari bawah,” ujar Fahmi.
Menurutnya, peran koperasi tidak hanya sekadar wadah simpan pinjam, melainkan juga sebagai lembaga yang mampu menghubungkan petani dengan lembaga keuangan, pemerintah, serta pasar. Dengan pengelolaan yang transparan dan profesional, koperasi dapat menjadi motor penggerak ekonomi rakyat di desa-desa.
“Kita ingin koperasi menjadi jembatan antara petani dan lembaga keuangan, supaya petani tidak lagi terjerat tengkulak atau pinjaman informal dengan bunga tinggi. Pemerintah daerah bersama DPRD siap mendukung dengan kebijakan dan penguatan kelembagaan,” tambahnya.
Sementara itu, anggota DPR RI Imas Aan Ubudiah menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Wakil Ketua DPRD Garut dalam memfasilitasi dialog antara petani, koperasi, dan pemerintah daerah. Menurutnya, sektor pertanian harus mendapatkan perhatian serius dalam konteks pembangunan ekonomi nasional.
“Garut punya potensi luar biasa di bidang pertanian — dari hortikultura, perkebunan, hingga pangan. Tapi potensi itu tidak akan maksimal tanpa dukungan permodalan yang tepat sasaran. Kami di DPR RI berkomitmen untuk mendorong program yang bisa memperkuat koperasi dan akses pembiayaan bagi petani,” kata Imas.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga keuangan seperti perbankan serta Badan Layanan Umum (BLU) dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani dan koperasi.
“Program seperti KUR pertanian dan pembiayaan mikro harus bisa lebih mudah diakses. Koperasi bisa menjadi mitra strategis untuk memastikan dana itu benar-benar sampai ke petani,” ujarnya.
Dalam forum tersebut, sejumlah petani turut menyampaikan aspirasi mereka, mulai dari kendala pupuk, pemasaran hasil panen, hingga sulitnya mendapatkan modal usaha. Mereka berharap kegiatan reses ini dapat menjadi jembatan bagi perumusan kebijakan yang lebih berpihak pada petani.
Menutup kegiatan, H. S. Fahmi menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan, terutama terkait penguatan peran Koperasi Merah Putih sebagai lembaga ekonomi kerakyatan di Garut.
“Reses bukan hanya mendengar aspirasi, tapi mencari solusi. Saya ingin Garut punya koperasi yang benar-benar hidup, yang bisa bantu petani dari hulu ke hilir. Kita akan kawal bersama agar program permodalan ini sampai dan dirasakan manfaatnya,” tutupnya.
Kegiatan reses ini diakhiri dengan peninjauan langsung ke area perkebunan setempat serta dialog santai antara pejabat, petani, dan perwakilan koperasi mengenai strategi pengembangan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Garut.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.