Pemkab Garut Dorong Kemandirian Penyandang Disabilitas pada Peringatan HDI dan HKSN 2025
SuaraGarut.id — Pemerintah Kabupaten Garut menggelar puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2025 di Social Center Dinas Sosial Kabupaten Garut, Jalan Patriot, Minggu (7/12/2025). Acara yang dihadiri Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan masyarakat inklusif.
Tahun ini, peringatan diusung dengan tema internasional “Fostering disability-inclusive societies for advancing social progress” serta tema nasional “Setara Berkarya Tanpa Batas”, yang sama-sama menekankan pentingnya ruang setara bagi penyandang disabilitas dalam kehidupan sosial maupun pembangunan daerah.
Dalam kesempatan itu, Bupati Garut menegaskan bahwa pembangunan inklusif hanya dapat terwujud jika penyandang disabilitas diberi peluang nyata untuk berperan aktif. Ia menyoroti pentingnya akses terhadap layanan finansial untuk menunjang kemandirian dan produktivitas mereka.
“Kemarin saya dapat informasi dari OJK, yaitu dimungkinkan mereka juga mendapatkan bantuan sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku, jadi kita dorong mereka untuk menjadi lebih produktif,” ujar Bupati.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut, Aji Sekarmaji, menyampaikan bahwa penanganan isu disabilitas membutuhkan kerja bersama antar sektor—baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha, maupun lembaga sosial. Selama tahun 2025, Dinsos Garut telah menyalurkan berbagai bantuan alat bantu disabilitas, di antaranya 45 tongkat, 40 tongkat kacab, 125 kursi roda, dan 30 alat bantu dengar.
Dukungan dari berbagai pihak juga mengalir, seperti empat motor listrik dari PT PLN Indonesia Power Kamojang, 40 kaki palsu dari Baznas Kabupaten Garut, pemasangan tujuh kaki palsu dari LDS Charity dan YPTD, serta 20 kursi roda anak dari Yayasan SAI Study Group Bandung.
Kepala BBPPKS Bandung, Iyan Kusmadiana, turut mengapresiasi kolaborasi di Kabupaten Garut yang dinilai semakin solid. Menurutnya, sinergi ini menjadi langkah penting dalam memperluas akses layanan dan mewujudkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan penyerahan bantuan simbolis dan peninjauan berbagai hasil karya penyandang disabilitas. Produk yang ditampilkan menunjukkan kreativitas tinggi serta kontribusi nyata kelompok difabel dalam berbagai bidang, sekaligus membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi hambatan untuk berkarya.***
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.